3 Juli 2012

Suku Talang Mamak, Peradaban Melayu Kuno

1. Selayang Pandang :

Suku Talang Mamak adalah suatu kelompok masyarakat adat yang merupakan suku asli Indragiri. Suku Talang Mamak tergolong proto Melayu atau Melayu Kono, mereka juga menyebutnya dengan istilah "Suku Tuha" yang bermakna bahwa, mereka adalah suku pertama yang datang dan berhak atas sumber daya di Indragiri Hulu.
Anak-anak Suku Talang Mamak

Keluarga Suku Talang Mamak
Ada dua versi sejarah tentang asal usul dan keberadaan Suku Talang Mamak ;
Pertama : Bahwa mereka adalah masyarakat yang terdesak akibat konflik adat dan Agama.
Kedua   : Bahwa Suku Talang Mamak adalah keturunan adam ketiga yang berasal dari kayangan turun ke bumi, tepatnya di sungai Limau, hal ini terlihat dari uangkapan : Kandal Tanah Makkah, Merapung di sungai Limau, menjeram di sungai Tunu" dan itulah manusia pertama di Indragiri nan bernama Patih.

2. Keberadaan :
Suku Talang Mamak tersebar di empat Kecamatan; Kecamatan Batang, Gangsal, Cenaku dan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Dan ada satu kelompok lagi yang ada diwilayah Dusun Samarantihan  Desa Suo-Suo Kecamatan Sunai kabupaten Tebo, Jambi.
Peta Penyebaran Suku Talang Mamak
Pada tahun 2000 populasi Talang Mamak diperkirakan + 1341 kepala keluarga atau + 6418 jiwa
Menurut pemimpin adat suku Talang Mamak Patih Gading, luas areal Suku Talang Mamak berdasarkan  yang diakui Residen Belanda tahun 1925 adalah 48 ribu Ha. sekarang hanya tinggal 300 Ha, padahal pada tahun 2006 berdasarkan Surat keputusan Bersama (SKB) antara Bupati dan DPRD Indragiri Hulu, luas tanah Talang Mamak adalah 1.800 Ha.
Tetapi hutan adat yang disepakati tersebut kenyataanya dilanggar juga seperti dengan bertambahnya jumlah pendatang, belum lagi hutan mereka yang diubah menjadi hutan kelapa sawit oleh perusahaan-perusahaan juga termasuk adanya HPH.
Karena itulah maka Patih Lama akan mengembalikan Kalpataru yang diterimanya dari Presiden Megawati pada tahun 2002 kepada Gubernur Riau.
KALPATARU itu merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepafa Patih Lama yang atas jasa dan kerja keras suku Talang Mamak melestarikan empat hutan adatnya yang luasnya berkisar 18.800 Ha.
Pengembalian Kalpataru itu adalah merupakan bentuk protes mereka terhadap pengrusakan hutan adat suku untuk dijadikan hutan kelapa sawit
Patih Laman mengembalikan Kalpataru
"Lebih baik saya mati ditembak bila hutan kami yang tersisa inipun dijadikan kebun kelapa sawit" Ujar Patih Lama tetua suku Talang Mamak dengan sendu dan meneteskan air mata dalam sebuah situs Kompas.
Hutan itu dulunya sangat bagus dan indah, penuh pohon alam, tinggi menjulang dan asri, tapi kini hutan tersebut telah rusak, tak ada lagi pohon yang asri, yang ada hanya pemandangan tak ubahnya seperti lokasi perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Hutan Adat kini
Hutan adat Sungai Tunu dan Desa Talang Selantai sudah hilang sama sekali, hutan adat Suku Talang Mamak nyaris tinggal nama saja, walaupun tahun 2006 pernah akan diperkuat dengan payung hukumnya, tetapi sampai sekarang tidak ada ceritanya lagi dan pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu pun seakan tidak peduli dengan kerusakan itu.
Masyarakat Talang Mamak Protes ke DPRD







3. Budaya :
Suku Talang Mamak masih menganut Animisme, tetapi sebagian kecil sudah beragama, mereka membedakan  dengan Suku Melayu berdasarkan Agama, jika Suku Talang Mamak telah memeluk Agama Islam maka, berubah menjadi Melayu.
Suku Talang Mamak masih mempertahankan tradisi adatnya, seperti ranbut panjang, pakai sorban, giginya bergarang (hitam karena menginang).
Dalam kehdiupan adatnya, seperti suku-suku terasing lainnya, mereka masih melakukan upacara-upacara adat, mulai dari melahirkan samapi hal kematian.
Selain daripada itu Suku Talang Mamak mempunyai sifat yang sopan, jujur dan tidak mau mengganggu orang lain, bahkan mereka lebih baik menyingkir dan menghindar pergi daripada terjadi konflik.
Masyarakat Suku Talang Mamak merasa bangga akan kesukuannya, karena sejarah kepemimpinannya dimana Suku ini mempunyai peranan yang penting dalam struktur kerajaan Indragiri, yang secara politis juga ingin mendapatkan legimitasi dan dukungan darim kerajaan Pagarurung, bahkan sampai sekarang Suku Talang Mamak masih melakukan menyembah raja di Rengat pada Bulan Haji dan Hari Raya.
Mereka memiliki berbagai kesenian dalam hal pesta, seperti Pencak Silat, Tari badai Terbang, Tari Bulian dan main Ketebung.
Bahwa dalam hal-hal penyembuhan penyakit, seperti masyarakat pedalaman pada umumnya juga dilakukan ritual upacara tradisional dan selalu dihubungkan dengan alam gaib dengan bantuan sang Dukun.
Juga seperti suku Ta'a Wana, Suku Talang Mamak dibeberapa kelompoknya juga menolak buadaya luar  karena buadaya luar / modern dapat merusaka kehidupan / budaya mereka seperti dalam semboyan "Biar mati anak asal jangan mati adat ".
4. Lingkungan dan Perekonomian :
Sejak lama masyarakat Suku Talang Mamak hdiup damai dan menyatu dengan alam, karena hidup dihutan maka mengumpulkan hasil hutan dan melakukan perlandangan berpindah-pindah adalah sebagian cara hidupnya, bahkan hasil hutan mereka sejak abad ke 19 penghasilannya meningkat dengan pesat seiring dengan meningkatnya permintaan dunia terhadap hasil hutan.
Tetapi belakangan sejak abad ke 20, pasaran jadi lesu dan permintaan terhadap hasil hutanpun menjadi lesu, tetapi mereka masih tetap bertahan dengan mengadaptasikkan perlandangan berpindah dengan menanam karet sehingga menjadi penetap juga dengan demikian hal ini juga merupakan alat untuk mempertahankan lahan dan hutan.
Rumah Panggung Suku Talang Mamak
Dibawah kepemimpinan Patih Laman Suku Talang Mamak mempertahankan hutannya sehingga karena kerja kerasnya Patih Laman mendapat Award dari WWF dan beliau juga mendapat Kalpataru dari negara Indonesia itu.
5. Penutup :
Itulah sekelumit cerita tentang Suku Talang Mamak yang saya sarikan dari beberpa tulisan, yang kemudian saya coba untuk tulis kembali disini dengan harapan saya pribadi khususnya akan mendapaykan pelajaran yang sangat berharga dari sebuah komunitas suku terasing Suku Talang Mamak, karena dari kehudipan mereka inilah kita mendapatkan pelajaran tentang intisari kehidupan yang saling menghargai anatara manusia dengan manusia atau manausia dengan lingkungan mereka hidup, karena lingkungan dan kita adalah kehidupan yang saling membutuhkan.
Selain  itu pula dengan mengenal lebih dekat dengan Suku Talang Mamak, membuat kita sadar bahwa di negara yang kita cintai Indonesia ini masih banyak saudara-saudara kita yang masih hidup di pedalaman dan belum tersentuh dengan kemajuan, bagi saya biarkan mereka hidup dengan adat dan budayanya, tak perlu memaksankan kehdupan yg ingin kita berikan, karena mereka ternyata lebih nyaman dan bahagia dengan kehidupan mereka sendiri, tanpa harus di ganggu dan apalagi diganggu atau dicurangi.
Sekali lagi marilah kita belajar untuk lebih arif dan saling menghormati dengan lingkungan kita, dan atau masyarakat sekitar kita, khususnya masayarakat adat yang merupakan penyangga budaya dan kestauna  bangsa yang kita cintai ini.

sumber :

1. Tulisan diambil dari berbagai sumber yang berkaitan dengan Suku Talang Mamak
2. Gambar diambil dari google

3 komentar:

bayu mengatakan...

potret suku terasing yang bikin miris ya pak.
dillema yang sulit buat pemerintah-pengusaha-pemerintah daerah.

jane kalo menyelesaikannya Pakai Hati Nurani bisa lah, bicara pakai hati,cari solusi pakai hati,ujungnya pasti damai.

Kang Eko mengatakan...

benar mas bayu...keberadaan suku terasing di wilayah RI sangat.dilematis'disatu sisi inhin kita majukan setara dengan saudara2 yg lain, tp disisi lqin mereka masjh memegang teguh tradisi dan afat istiadat yg mereka yakini

vimax canada mengatakan...

Vimax | Vimax Asli | Vimax Canada | Obat Pembesar Penis

Vimax | Vimax Asli | Vimax Canada | Vimax Indonesia | Ciri Vimax Asli

Vimax Asli | Vimax Canada | Vimax Asli

terimakasih, semoga admin sukses selalu

Posting Komentar