7 Juni 2021

Menjelajahi Gunung Bromo - Camping bersama keluarga

Sejak si Non suka dan sangat menikmati liburan dengan berkemah selalu saja kalau ada libur kerja atau akhir pekan ada saja rencana untuk melakukan libuiran berkemah di tempat-tempat yang bersuasana segar, seperti misalnya di tempat yang minggu kemarin kita lakukan yaitu Putuk Panggang Welut atau tempat yang lain.

Nah untuk liburan yang kali ini saya dan keluarga serta keluarga dari teman sekerja sudah jauh hari merencanakan untuk berkemah di BROMO, walaupun saya sendiri dan pak wahyudi sudah duakali berkunjung ke Bromo, tapi tidak dengan keluarga masing-masing.

Ya karena pengalaman ke bromo itu saya dan pak Yudi sepakat untuk mengajak keluarga kita untuk bareng berkemah disini. 

Sungguh keputisan yang sangat berani menurut saya, mengapa ? karena menurut saya di Bromo ini udaranya sangat dingin, dan apakah keluarga saya dan keluarga pak Yudi bisa dan mau kita ajak untuk camping ditempat yang boleh dikatakan sangat dingin, dibanding kemah sebelumnya yang ada di daerah Pacet Mojokerto dimana udara disana tidak begitu dingin, dan tentu dengan fasilitas yang boleh dikatakan cukup komplit.

Cus...coba kita berbagi pengalaman pertama saya camping di Bromo, Kami sekeluarga ( AKu, Non, dua anakkkiu, mantu serta cucuku yg masih berumur 2 tahun ) Berangkat dari surabaya sekitar jam 9.30 wib dari tengah kota, langsung saya lewat jalan tol surabaya - Probolinggo, dalam perjalanan berangkat kami berjanji ketemuan dengan Keluarga Pak Yudi di Rest Area Sidoarjo yang berangkat dari kota Gresik.
Setelah ketemu kita melanjutkan perjalanan dan seperti janjian kita, kita turun di Exit Tol Tongas kemudian melanjutkan perjalanan ke arah Bromo.
Sampai di Lokasi TNBTS ( Taman Nasional Bromo Tengger Semeru waktu sudah siang, dan yang baru bagi saya untuk masuk ke lokasi wisata Bromo kita langsung beli tiket masuk seperti biasa, tapi sekarang untuk pembelian tiket kita diarahkan melalui on Line dan oleh petugas pintu masuk akan diberitahu link untuk pendaftaran tiket tersebut.
Sampai di lokasi sudah siang dan kami klarena tidak tahu tempat yang cocok untuk berkemah akhirnya kami sampai lebih dari 1 jam harus berputar-putar mencari lokasi yang pas, dan karena kebaikan mas Gono ( penduduk ) yang mencarikan tempat yang cocok dengan keingan kita maka diarahkan di tempat parkir yang dekat dengan warung makan dan tempat sewa kamar yang sewaktu-waktu kita butuhkan karena kami membawa cucu masih kecil yang barangkali tidak kuat terhadap udara dicamping kita langsung bisa pindah ke kamar yang hangat.

Karena perjalanan yang cukup jauh dan mulai pagi kami belum makan yang cukup ditambah cari lokasi yang juga lumayan lama, maka sampai di tempat untuk mendirikan tenda kita langsung makan siang.

Hari pertama disana kami habiskan menikmati dengan kegiatan berkemah, sampai malampun kami sempat untuk memasak dan menghangatkan sayur yang sudah non bawa dari rumah, untuk kemudian dimakan bersama sama , juga tentunnya bikin perapian yang dibuat oleh bapak pemilik warung yang ada dekat dengan kemah kami.





Non lagi menghangatkan sayur juga bikin teh hangat buat kita semua.








Kira-kira jam 22.00 WIB kami sudah siap-siap untuk tidur karena memang disana suhunya sangat dingin, jadi bawaanya pingin istirahat disamping kami juga sudah lelah sejak berangkat sampai dilokasi juga memakan waktu dan tenaga.





Kebetulan kami dari rumah sudah mebawa 2 buah tenda, satu tenda untuk anak-anak dan cucu memakai tenda yang cukup besar, sedang saya dan non ditenda yang satunya, jadi kita tidak perlu berdesak-desak an untuk tidurnya, hehehehe...










Betul apa yang sudah saya duga, ternyata anak-anak saya dan Non sangat kedinginan dan tidak kuat menahan dinginn udara di Bromo, kalau tidak salah suhu disana waktu itu mencpai 8 derajat Celcius, jadi malam itu mereka langsung pindah ke Kamar home stay yang berada tidak jauh dari kemah kami. tapi saya dengan mantu dan keluarga pak Yudi masih berada di dalam tenda menunggu sampai dini hari untuk melanjutkan acara kita di hari kedua.

Hari Kedua, kami harus bangun pagi-pagi benar karena kita akan melihat matahari terbit dari atas bukit Penanjakan yang terletak jauh dari kami nge Camp, ya kira-kira 1/2 jam.
Jam 03.00 pagi kami sudah dijemput mas Gono , oh ya saya ingin bercerita sedikit  tentang mas Gono , mas Gono ini adalah penduduk sekitar yaitu orang yang siang sebelumnya kita mintai tolong untuk mencarikan tukang tambal ban ( krn ban mobil kami bocor) lha mas gono ini yang mengantar dengan kendaraan taff nya dia, dan secara tidak sengaja dia juga biasa menyewakan mobil tsb digunakan untuk keperluan transportasi para pengunjung di wisata Gunung Bromo. Jadi sekalian kita memakai mobil mas Gono untuk mengantar ke lokasi tersebut.
Sampai di lokasi Penanjakan ( Bukit Cinta ) hari masih pagi, ya kira-kira 03.30 wib jadi keadaan masih gelap.





si Non nunggu waktu matahari terbit














Sambil menikmati terbitnya matahari dari sisi timur bukit penanjakan.















Inilah beberapa foto yang sempat saya ambil ketika kami menikmati matahari terbit






Sisi Timur menjelang matahari terbit






Aneka pohon yang tumbuh di Bukit penanjakan denga letar belakang Gunung Bromo





Gunung Batok dipagi hari





Berpose dengan Pak Yudi dan Istri





Menikmati teh hangat dan beberapa buah gorengan selesai menikmati matahari terbit sungguh menjadi moment yang sangat membahagiakan bagi kita sekeluarga, udara yang dingin, seruputan teh hangat dan gorengan yang masih panas bersama orang-orang tercinta.

Selesai kita menikmati terbitnya matahari, kembali kita menuruni perbukitan penanjakan untuk kemudian menuju ke lautan pasir gunung bromo, yang sebenarnya itu merupakan kaldera gunung pasir yang berada diatas ketinggian lebih dari 200 MDPL yang juga populer dengan Pasir Berbisik disana kita akan mengunjungi beberapa obyek wisata yang tak kalah indahnya selain menikmati indahnya matahari pagi.
Sampai di lautan pasir meskipun sudah agak siang tetapi disini udara masih diselimuti kabut yang masih tebal, jadi kita harus menunggu beberapa saat untuk melihat keindahan Gunung Batok dari dekat.


Berfoto bersama non dan dua bidadariku di lautan pasir dengan latar belakang gunung Batok yang indah itu.


si Non sama adik sempat berfoto di atas Jeef yang kita sewa untuk mengantar ke beberapa obyek wisata Bromo, karena masih pagi dan kabut masih tebal gunung batok yang ada dibel;akangnya belum nampak.









si Mbak dan mas Opan















si adik
















Setelah beberapa lama kita menikmati lautan pasir dan keindahan gunung batok dari dekat, kita selanjutnya menuju ke obyek wista yang lain, yaitu Bukit Teletubis. 
Tidak begitu jauh dari lautan pasir kita kemudian melanjutkan perjalan, masih dengan menumpang kendaraan yang memang khusus untuk keperluan wisata disana, sekelas taff atau jeep yang memiliki 4 porsneling yang tangguh melintasi tanjakan dan padang pasir seperti di Bromo ini.
Setelah kurang lebih 15 menit kita akan sampai di perbukitan yang oleh beberapa orang dinamakan lembah teletubis, entah mengapa dinamakan lembah teletubis, setelah saya tanyakan sama mas Puguh selaku orang asli bromo, menjawab entah kenapa dinamakan Bukit teletubis mungkin katanya karena bentuknya seperti yang ada dalam serial tv teletubis itu.





Apakah ini bentuknya seperti Bukit teletubis itu  ?












Dengan latar belakang Bukit Teletubis itu.












Sebetulnya masih ada 1 spot lagi di bromo pagi itu, spot ini ada perjalana pulang dari bukit teletubis, dimana di area ini kita akan menemukan beberapa gundukan batu yang tersebar dibeberapa bagian dalam hamparan pasir, kalau tidak salah salah ini yang dinamakan watu singo, memang di spot ini jarang pengunjung yang ada disini, tapi masih banyak juga pengunjung yang menikmati foto2 di atas batu yang terlihat bagus dalam balutan pasir yang indah.
Setelah kita keliling-keliling di area gunung bromo serta menyempatkan untuk berfoto akhirnya kita kembali ke tempat camping kita. untuk selanjutan ya setelah beberapa saat kita istirahat dan sarapan pagi kita lanjutkan dengan berbenah untuk persiapan pulang.

Itulah cerita kami dan keluarga yang sempat untuk menikmati wisata gunung Bromo, utamaya si Non dan bidadari saya yang kecil juga cucu si Akio yang baru pertama datang disini.

Ada kesan tersendiri bagi kami, selain bisa menikmati indahnya wisata Gunung Bromo kami juga bisa berkemah di area yang sangat dingin dan bisa menjadi pelajaran jika kelak di lain waktu kita berkemah lagi.

terima kasih untuk
keluargaku atas cinta dan semuanya
kel pak wahyudi - gresik atas semua supportnya 
mas Gono - pemilik jeep yang kami tumpangi yg membuat kami jadi betah nge camp
kel Bpk mandik - Pemilik Homestay atas supportnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar