Berangkat ke Jogja, kira-kira hari sudah agak siang, karena saya harus menunggu keponakan-keponakan pulang dari sekolah, saya berangkat sekalian dengan Bapak dan ibu, sebab sengaja saya mengajak orang tuaku karena saya ingin menemukan si kecil dengan mbah Uti dan mBah Kungnya, sebab perkiraan saya si kecil gak ada kesemoatan ketemu dengan mereka lagi, kalau tak sekalian saya temukan.
Sampai di Jogja sudah siang, dan si kecil sudah mengunjungi beberapa tempat, Kraton juga Taman Sari, dan siang itu saya ketemu dengan adik [ si kecil ] di Taman Pintar.

Meski sering ke Jogjakarta, tapi untuk singgah di Taman Pintar ya baru kali ini, memang keberadaan taman ini mungkin belum begitu lama, dilihat dari keberadaan fasilitas yang ada, yang masih relatif tampak baru, dan secara kebetulan saya mengetahu kalau lokasi ini dekat dengan gedung Taman Budaya Jogjakarta, sehingga dengan tanpa sengaja saya bisa menikmati lebih dekat dengan gedung yang satu ini, karena saat itu turun hujan yang cykup lebat maka, jadwal waktu disana agak molor karena menunggu hujan reda untuk kemudian si kecil melanjutkan perjalanan pulang ke hotel
Setelah berputar-putar di sekitar Taman Pintar dan juga juga menengok gedung Taman Budaya tanpa terasa hari sudah agak sore, dan karena kami ada keinginan menghadiri kopdar BALA TIDAR di Magelang rombongan kami segera pulang menuju Magelang lagi, dan perjalanan yang biasanya kami tempuh selama satu sampai satu setengah jam jadi molor sampai dua jam karena jalan yang hendak masuk ke Magelang [ biasa ] selalu macet karena jalannya memang sempit, apalagi saat itu jalan antara Blondo sampai mau masuk ke Magelang[ Armada ] sedang dilaksanakan perbaikan pelebaran jalan, otomatis ini juga menjadi salah satu penyebab kemacetan di ruas jalan ini, dan i ilah gsalah satu sebab sehingga saya tiba di Magelang sudah selepas Mahgrib, padahal sebelumnya saya di jogja sudah mengontak temen di Alon-alon bahwa saya diperkirakan tiba disana jam 17 WIB, tapi ya......karena ada hambatan tadi ditambah memang di jalan juga kendaraan banyak maka jalan kami jadi terlambat sampai di Alon-alon.

Sampai di Alon-alon hari sudah sangat gelap, sehingga mata yang rabun ini harus mencari-cari dimana sahabat blogger ini berada, tapi karena kita sudah dulu saling telpon-telpon an maka lokasi ringin tengah [ lokasi favorit gethukan ] segera aku samperin dan, disana sudah menunggu 3 sahabat bala tidar, tiga anak muda yang umurnya jauh dibawah saya dan malah bisa dikatakan seumuran dengan anak saya, yah langsung salam-salaman dan karena kita belum sholat langsung kita menuju ke masjid besar untuk melaksankan sholat dulu.
Selang tidak begitu lama saya selesai dan kami mengajak mereka untuk mencari tempat yang enak dan agak terang, dan saya temukan tempat yang cukup baik yaitu di tikar panjang milik bapak penjual bakso itu.
Dan setelah bebrapa saat kita ngomong-ngomong saya baru tahu kalau sahabat bala tidar itu namanya MAS YUDHA, MAS KUKUH DAN MAS FAISOL [ kata anak saya ], kita malam itu ngomong gayeng, sedikit berkenalan dengan saya,istri ,anak serta keponakan-keponakan saya, dan dari perbincangan yang gayeng itu saya sempat kecewa, karena sebetulnya tadi banyak bala tidar yang hadir tapi karena saya datangnya sangat terlambat maka sebagian bala tidar yang soree harinya sudah datang, banyak yang sudah pulang, untuk ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Mas Yudha, Mas Kukuh dan Mas Faisol yang sudah dengan sangat sabar menunggu saya hingga Maghrib, karena saya mendapat kemacetan saya dari Jogja dan saya mohon maaf kepada bala tidar yang lain yang sudah menunggu tapi tak sempat ketemu saya, padahal saya sudah ingin sekali ketemu mereka, mungkin di lain kali dan kesempatan yang baik kita bisa ketemu disana.
Beberapa saat kita berngobrol ria, ngalor ngidul yang gayeng dengan bala tidar membuat saya lupa bahwa saya harus menyudahi pertemuan ini karena, saya akan kembali ke Jogja untuk menemani si kecil yang ingin jalan-jalan malam di Malioboro, sekali lagi terima kasih untuk bala tidar yang malam itu berkenan menemani saya dan keluarga saya, sekali lahi terima kasih dan sampaikan salam saya untuk sahabat bala tidar yang lain.
Selesai saya pulang sebentar ke Magelang menemui sahabat bala tidar, saya langsung menuju kembali ke Jogja, dan karena dalam perjalanan lancar maka sampai di Jogja belum begitu malam, dan langsung saya menuju ke hotel adik kemudian mengajaknya keluar jalan-jalan ke Malioboro seperti yang adik minta dalam telponnya.
Seperti biasa karena di Jalan Malioboro hari sudah malam maka, banyak penjual souvenir yang sudah tutup jadi malam itu kami tak dapat membeli banyak oleh-oleh untuk sekedar cindera mata, dan seperti permintaan si adik, kita malam itu lansung mencari tempat makan.
Makan malam di Malioboro dengan Non, anak-anak serta keponakan-keponakan adalah saat yang sangat menyenangkan, bagi saya bukan makanan yang kita santap itu yang bikin suasana menyenangkan, tapi kebersamaan dengan seluruh keluaga dan keponakan itulah yang menjadi beda dengan makan yang lain, seperti kita sore tadi ketika ketika makan bersama dengan Bala Tidarm bukan makanannya tapi kebersamaan itu yang membuat pertemuan itu berkesan.
Selesai beberpa lama kita makan dan menikmati malam di Jalan Malioboro membuat badan ini terasa capai dan tak terasa malam sudah mencapai laritnya, maka setelah kita puas maka saya mengantar adik untuk pulang ke tempat mereka menginap dan saya meneruskan perjalan ke Magelang untuk pulang.
Pagi harinya sebelum saya berpamitan untuk pulang ke Surabaya saya menyempatkan untuk sarapan pagi di tempat yang selalu saya kunjungi bila kita di Magelang dan untuk sarapan pagi yaitu di warung soto MBAH MUL, yang berada di dekat lokasi Taman Kayai Langgeng.
Seperti biasa di warung soto in, kembali lidah saya dimanjakan dengan soto khas Magelangan yang selalu dan selalu menjadi kerinduan untuk selalu mencicipi soto yang segar dan gurih ini, makan soto dengan menggigit satau usus, ditambah gigitan tempe goreng, wah rasanya masih teringat terus.Selesai sarapan pagi saya terus pulang dan tidak lama kemudian sesampainya di rumah saya pamit pada bapak juga ibu untuk melanjutkan perjalanan dan selanjutnya pulang ke Surabaya.
Setengah siang setelah saya pamit dengan orang tuaku, saya dan rombongan melaju menuju ke candi Borobudur, karena siang itu rombongan anak saya sudah berada disana, dan sesampainya disana saya langsung ketemu dengan anak saya.
maksudnya sih gak ikut masuk kedalam komplek candi, tapi berhubung saya ingin men foto-foto anak saya, saya terpaksa sendiri masuk dan menemani si kecil, sementara non dan mbak nunggu di pintu keluar saja.
Didalam sebelum saya tiba di pelataran candi saya sempat menyaksikan 2 acara yang berbeda, yang satu acara seni patung, karena memang saya melihat orang yang diumuri sebangsa tanah basah atau dalam bahasa jawanya lendut.

Patung atau Manusia ?
Sudut lain dari sebuah bentuk berkesenian......
Sewaktu kecil kesenian kuda lumping [ jathilan ] sudah terbiasa saya saksikan, tapi ketika lama tak menemukan ini, dan bisa menyaksikan kembali kesenian ini tentu membawa kesan tersendiri, cantik dan menarik hati.
ini dulu saya menyebutnya dengan BARONGAN, meski seharusnya lengkap seperti bentuk naga, tapi ini hanya kepala yang berbentuk raksasa [ butho].
Inilah sebagian rombongan dari sekolah anak saya, dari SDN Kaliasin III-Surabaya.
Selesai menikmati yang sebenarnya enggak nikmat menurut saya, saya mengikuti rombongan meneruskan perjalanan ke Candi Prambanan, karena jarak Borobudur dengan Candi Prambanan lumayan jauh, maka saya putuskan untuk lebih dulu mendahului rombongan anak saya sebab saya ingin sampai di Prambanan lebih dulu dan saya dapat menikmati istirahata beberapa saat sebelum akhirnya nanti kita akan sama-sama pulang dari Prambanan.
Sampai di prambanan anak-anak sudah agak sore jadi pas betul udaranya tak begitu panas, apalagi sudah terasa mendung disana. sehingga anak-anak dan romobongan tidak terasa kepanasan selama menikmati keindahan Candi Hindu tertinggi di tanah Jawa ini.
Mengelilingi sebagian dari candi Prambanan tidaklah memakan waktu dan tenaga, sebab selain area candi yang tidak besar dibanding dengan Borobudur dan dalam cuaca yang mendung, sungguh bisa menikamti candi dengan tidak merasakan kepanasan.
Sungguh perjalanan mengikuti tour anak ini selain anak yang mendapatkan banyak pengalamam selama tour ini, saya, non dan mbak Ella juga mendapat hiburan yang menyenangkan, selain melihat kembali tempat-tempat wisata yang pernah saya kunjungi, juga beberapa tempat yang belum pernah saya kunjungi, tentu dengan suasana yang hangat dan menyenangkan.
Seperti tulisan yang ada dalam t-shirt saya : SANG PEMIMPI, inilah perjalanan seorang bapak dengan keluarga yang memimpikan suasana keakraban dan menyenangkan, seperti sebuah MIMPI yang indah setalah kita bangun dari tidur, semoga........!!!!!!