Tampilkan postingan dengan label jalan-jalan kita - Jawa Timur - Surabaya - Surarbaya lama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jalan-jalan kita - Jawa Timur - Surabaya - Surarbaya lama. Tampilkan semua postingan

23 Oktober 2009

Menyusuri Surabaya Lama di Sisi Lain.

Siang di saat Surabaya terasa panas menyengat, saat itu pulalah saya dengan bulat hati ingin menyesuri Surabaya lama di sudut-sudut yang lain.
Saya ketika itu masih ingat, ketika jelajah kota lama beberapa bulan yang lalu, kitra mendapat informasi bahwa untuk bebrapa bangunan cagar budaya yang ada selain di daerah tengah juga, terdapat di daerah sebelah timur jembatan merah, seperti Jl. Kembang Jepun, dan lain-lain.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, meskipun panas menyengat saya mencoba melihat beberapa peninggalan bangunan yang belum sempat saya abadikan dalam foto saya, dan tentu pengambilan obyek ini diambil secara acak dan inilah hasilnya :


Jelajah siang ini aku awali dengan menuju ke daerah yang menurut hemat saya, kawasan ini dipenuhi dengan bangunan-bangunan kuno yang sebagian masih difungsikan keberadaanya dan sebagian lagi sudah tidak difungsikan dan dibiarkan terpuruk begitu saja, bahkan terkesan kumuh, padahal gedung dan bangunan inilah dulunya merupakan bangunan yang berfungsi sebagai kantor atau untuk keperluan yang lain yang kini merupakan saksi sejarah yang perlu sekali di lestarikan.

Sejak menginjakkan kaki di daerah ini Jl. Karet kami sudah mersakan nuansa roda perekonomian, sebab ternyata di daerah yang kelihatannya tidak begitu lebar namun cukup sibuk dengan bisnis yang ada disana, hal inilah tidak mengherankan karema memang di daerah sinilah dahulu pada jaman Hidia belanda, daerah ini dijadikan pusat perekonomian yang kedua, setelah daerah perekonomian yang pertama, yaitu di daerah sebelah barat Jembatan Merah.
Di ujung jalan inilah saya langsung disuguhi bangunan yang menurut saya adalah bangunan kuno dan sampai saat ini masih difungsikan, yaitu gedung yang bentuk mukanya dihiasi dengan bentuk kubah yang berada di atap.



Bangunan kuno ini selain selain memiliki kubah lingkaran yang cukup besarnya, bangunan ini seperti bangunan-bangunan yang lain yang ber arsitek Kolonial Tropis, selalu menampakkan pilar-pilar yang berdiri kokoh di depan.

Selesai menikmati bangunan yang pertama , jelajah saya lanjutkan menyusuri arah selatan, tidak jauh dari yang pertama, saya menemukan kembali cagar budaya yang lain dan masih juga difungsikan keberadaanya, yaitu PT. Bentoel / Perkantoran yang berada di Jl. Karet no. 46.


Gedung PT. Bentoel Perkantoran Jl. Karet 46, Surabaya

Karena masih difungsikan maka bangunan ini masih terlihat terawat dan bersih, dan sangat kontras dengan bangunan yang beredekatan dengan bangunan ini.


Bangunan lain yang nampaknya juga sudah tua

Tidak jauh dari kedua bangunan diatas, disebelahnyapun kami menemukan bangunan Cagar Budaya yang lain yang tak kalah menariknya, yaitu bangunan yang digunakan sebagai kantor Koperasi Bank Pasar Niaga Rakyat dan juga digunakan sebagai tempat tinggal (rumah tangga ) yang terletak di Jl. Karet No. 88.
Sekelebat bangunan ini sebenarnya masih berdiri kokoh, dan kuat tapi karena di depannya di sebagian atapnya ditutupi oleh seng, maka kami tidak bisa melihat secara keseluruhan bentuk depan bangunan ini.


Kantor Koperasi Bank Pasar Niaga Rakyat

Setelah kami sampai pada pojok jalan Karet, saya coba untuk menyusuri jalan Kembang Jepun, Seperti sudah diketahui, jalan Kembang Jepun inipun dulunya juga merupakan kawasan perekonomian yang ramai di sisi sebelah timur, dan di kawasan ini saya menemukan saatu cagar buudaya yang lain yaitu gedung yang dahulu bernama ASAHI (kantor) tapi sekarang gedung ini sudah berfungsi sebagai Toko. Aneka, di Jl. Kembang Jepun 151, Surabaya.


Toko Aneka, di Jl. Kembang Jepun 151, Surabaya.

Dan karena gedung ini berada di pojok dan berada dikawasan yang ramai, apalagi pada jam-jam sibuk, maka untuk mendapatkan foto ini saya harus mengambilnya dari seberang jalan.
Bangunan ini kalau dilihat dari bentuknya juga, merupakan bangunan berciri Kolonial Tropis seperti pada gedung-gedung yang ada dan tersebar di daerah sekitar Kembang Jepun.
Sebenarnya di sepanjang jalan Kembang Jepun ini masih terdapat banyak bangunan-bangunan bersejarah yang lain, tapi karemna keaadaan yang tidak memungkinkan maka saya hanya sempat mengambil salah satu dari bangunan yang ada.
Selesai menyusuri Jalan Kembang Jepun, jelajah kami arah kan ke timur dan kemudian berbelok ke arah selatan, dan melewati jalan Sunan Ampel, disinilah juga kami bisa menyaksikan beberapa bangunan yang cukup lama, dan tentunya merupakan pemandangan yang menarik hati jika kita bisa melewati daerah ini, apalagi hari itu hari Kamis, tentu banyak para peziarah yang datang untuk mengunjungi Makam Sunan Ampel yang berada di kawasan ini.
Selesai menyusuri kawasan ini, jelajah saya lanjutkan ke arah selatan lagi, yaitu ke arah Jembatan Petekan, Jembatan ini seperti yang mungkin sudah saudara dapatkan informasinya, bahwa jembatan ini dahulu kala merupakan jembatan yang sangat memiliki arti bagi roda perekonomian Surabaya lama untuk daerah pelabuhan, Jembatan ini dulunya ketika berfungsi bisa naik dan turun secara mekanikal jika ada kapal melintasi Kalimas dibawahnya.
Namun melihat jembatan Petekan sat ini sungguh saya merasa prihatin, sebab seharusnya Benda budaya dirawat dengan demikian tentu akan berfungsinya lagi dan tentu dengan demikian akan melestarikan sebuah peninggalan yang fenomenal.


Jembatan Petekan-Kalimas

Selesai menikmati jembatan Petekan yang kini hanya tinggal menunggu waktu, saya langsung menuju kearah selatan, menyusuri pinggiran sungai Kalimas, maka sampailah saya pada di keramaian Jembatan Merah Plaza, dan disinilah saya mengabadikan kembali sebuah bangunan cagara budaya kembali yang letaknya persis berada di sebelah belakang gedung markas kompeni, yaitu gedung yang sekarang digunakan sebagai kantor sebuah Bank Swasta.
Menurut ceritanya bangunan ini memiliki kesamaan dengan bangunan kantor Bank di kota yang lain.


Kantor Bank

Jelajah saya yang terakhir setelah menikmati kantor Bank tadi, akan saya akhiri dengan melewati jalan Rajawali kemudian berbelok ke selatan dan mengikuti Jl. Veteran dan sebagai penutup perjalan ini aku berusaha mengambil beberapa foto cagar budaya yang lain yang pernah saya sampaikan dalam perjalan mennyusuri Surabaya Lama terdahulu.


Gedung De Algemene (Hulwit Berlage)
satu-satunya bangunan karya Barlege ( Arsitek terkenal di Eropa) yang ada di Surabaya




Gedung Cagar Budaya PT. Kerta Niaga, Ltd

Tuntas sudah jelajah siang ini dalam rangka memenuhi klangenan saya pada bangunan-bangunan tua sebagai pendukung kawasan kota lama Surabaya.
Saya mengakui bahwa jelajah siang ini masih jauh dari keinginan para pembaca yang ingin mengetahui cagar budaya yang masih tersisa karena keterbatasan waktu dan informasi yang kami punya, namun setidaknya sebagai memuaskan keingintahuan saya rasa sudah cukup, tapi saya yakin dikemudian hari saya akan menjelajah kota pahlawan dengan lebih baik dan penuh kenangan, semoga......

Lanjut Kang......

15 Juni 2009

Menyelusuri Surabaya Lama



Sabtu kemarin, tanggal 13 Juni 2009, saya sengaja ingin mengisi libur kali ini dengan menikmati perjalanan yang dikemas dalam tajuk SURABAYA HARITAGE TRACK.
Surabaya Haritage Track adalah suatu perjalanan khusus yang dikemas sebagai suatu perjalanan mengenal tempat dan bangunan – bangunan yang bernilai sejarah yang ada di Surabaya dengan menaiki bus yang didesign khusus bagi para penumpangnya.
Mengapa saya ingin sekali mengikuti perjalanan ini ?, selain SHT ini tergolong masih baru juga, karena perjalanan ini menawarkan untuk menikmati gedung-gedung bersejarah dan tempat-tempat bernilai sejarah pula, yang memang menjadi kegemaran saya dan tentu sangat menarik apabila perjalanan ini dipandu oleh orang yang sedikit banyak mengetahui peninggalan sejarah tersebut.
Pagi jam 08.30 saya sudah sampai di komplek Café Sampoerna, dimana seluruh kegiatan ini akan mulai dan berakhir disini yaitu di Jl. Dapuan sebuah lingkungan Surabaya lama dan saya sengaja saya datang pagi dengan tanpa alasan, sebab saya sendiri tidak tahu persis kapan bis yang membawa rombongan ini akan berangkat, hanya informasi yang saya peroleh kalau bus ini biasanya berangkat pagi.
Beruntung sekali saya waktu itu, karena ternyata bus berangkat pada jam 09.00 WIB, jadi saya masih ada waktu untuk mendaftar sebagai pengikut.
Untuk perjalanan ini saya harus mendaftar terlebih dahulu dan tidak dikenakan biaya sepeserpun, karena untuk perjalananan ini bus yang kami tumpangi hanya berkapsitas 20 orang, saya sendiri termasuk penumpang yang paling taerakhir untuk keberangkatan itu, karena ternyata para penumpang harus mendaftar terlebih sebelumnya.
Sebagai catatan sendiri bagi saya, sebab ternyata perjalan ini kali juga diliput oleh stasiun telivisi swasta daerah untuk bahan acara yang cukup popoler di Surabaya, dengan pemandu acaranya adalah cak Eko Tralala atau mereka menyebutnya dengan Cak ALBAROYO, sehingga dalam perjalan ini tentu akan diwarnai dengan adegan-adegan pengambilan gambar.
Tepat pukul 09.00 WIB bis yang di disign menarik dan dipenuhi dengan gambar-2 mulai meluncur kearah Selatan dan tentu perjalanan ini di pandu seorang pemandu perjalanan. Saya bersama rombongan lain ( yang kemudian kami disebutnya dengan para TRACKER ) ke selatan menyusuri jalan yang menjadi route bus ini dan menyusuri tempat-tempat serta bangunan bersejarah sebanyak kurang lebih 46 titik, yaitu :
1. Penjara KALISOSOK: Penjara ini sudah tidak difungsikan lagi dan tempat ini terkenal dengan sebutan penjara terkejam di Surabaya.
Pada dinding-dindingnya sebelah timur sengaja diberi beraneka gambar untuk menghilangkan kesan angker pada bangunan penjara ini.
2. Gedung PTPN
3. Gedung PTPN
4. Hotel IBIS, bangunan ini dulunya ditempati sebagai kantor perusahaan dan perkebunan di jaman colonial Belanda.
5. Gedung CERUTU, bangunan kuno ini disebut gedung cerutu karena, ternyata di salah satu sudut bangunannya yang menjulang tinggi tersebut pada atapnya dibanun menyerupai bentuk cerutu.
( Gedung Cerutu )
6. Gedung MARKAS KOMPENI,bangunan yang kokoh berdiri di sebelah utara Jl. Rajawali ini dulunya memang merupakan markas para kompeni,maka terlihat bangunan ini terlihat sangat kuat dengan corak banguannya yang bernuansa kolonial.
7. Bekas TERMINAL SURABAYA tempo dulu, tempat ini menempati sebelah timur dari bangunan markas kompeni yang disebut tadi, tapi sekarang tempat ini sudah berubah menjadi sebuah taman persis di depan jembatan Merah Plaza.
8. Bangunan JEMBATAN MERAH, jembatan ini dahulunya merupakan jembatan penghubung antara Surabaya lama dengan daerah perdagangan di sisi timur. Jembatan yang dibangun oleh gubernur Dandels ini disebut jembatan merah karena sejak dari dulu jembatan ini berwarna merah.
9. Bangunan HALTE TREM, bangunan yang menempat sebelah selatan Jembatan Merah dan disisi sebelah barat sungai ini, dulunya merupakan halte bagi trem-trem yang dulunya beroperasi di Surabaya.
( Gedung Markas Kompeni )
10. Gedung ASURANSI, didepan halte trem tadi berdiri berderet-deret bangunan kuno yang merupakan peninggalan jaman Belanda, dan salah satunya ini sekarang digunakan sebagai kantor asuransi, dimana di depan terdapat patung singa bersayap yang bediri dikanan kiri pintu masuk tersebut, dan menurut cerita yang kita peroleh, bahwa patung singa bersayap dibangun sebagai tanda penjaga di masa depan.
11. Gedung PTPN XI
12. Gedumng BII
13. Gedung POLWILTABES, gedung ini sejak dulu memang difungsikan sebagai kantor polisi jaman Belanda, dimana menurut ceritanya, didalam penjara tersebut terdapat penjara bawah tanah, dan masih menurut mitosnya, bahwa penjara bawah tanah yang ada disana terhubung dengan penjara Kalisosok yang ada di sebelah utaranya, apakah hal ini betul ? silahkan anda yang membuktikannya.
( Gedung Asuransi )

( Gedung BII )

( Gedung Prima bank )

14. Gedung BANK MANDIRI
15. Gedung BOTHO GENI (?)
16. Gedung BANK PRIMA
17. Gedung PERTAMINA, dimana gedung ini dulunya merupakan sebuah gedung yang ditempati sebagai society para Kolonial Belanda.
18. Gedung INDISCHE MASCKAPAI, gedung ini dulunya merupakan gedung kantor yang memproduksi alat-alat berat.
19. Gedung ASIA
20. Gedung KANTOR GUBERNUR
21. Bangunan di sepanjang Jl. Kramat Gantung, yang menurut sejarahnya daerah ini dulunya merupakan daerah keraton Surabaya. Dan ini bisa ditelusuri kebenarannya dengan adanya Alun-Alun Contong yang ada di sisi sebelah selatan bangunan-bangunan ini.
22. Gedung KANTOR PLN
23. Gedung SIOLA, gedung ini memang selalu digunakan untuk pusat perbelanjaan warga Belanda, belanja bahan yang di import dari negeri Belanda, demikian juga setelah dikuasi oleh Jepang, gedung ini juga merupakan pusat perbelanjaan bagi orang-orang jepang untuk memperoleh barang-2 import dari Jepang.
24. Gedung BANK MANDIRI, Jl. Tunjungan
25. Gedung HOTEL MAJAPAHIT, bangunan ini memang sebuah hotel dari masa ke masa, hotel ini dalam perjalanan sejarahnya sudah 3 kali berganti nam,a Pertama ketika di kuasai oleh Belanda hotel ini bernama Hotel ORANJE, setelah dikuasai oleh Jepang Hotel ini berganti nama menjadi hotel YAMATO, kemudian setelah jepang meninggalkan Indonesia Hotel ini berganti nama menjadi hotel MAJAPAHIT, di tempat inilah terjadi sebuah peristiwa sejarah nyang sangat heroic waktu itu, yaitu, peristiwa dirobeknya bendera Belanda yang ada disana dirobek salah satu warnanya sehingga menjadi bendera merah putih.
26. Gedung KANTOR BERITA ANTARA, Gedung ini sekarang sudah menjadi gedung Monumen Pers Perjuangan Nasinal, karena dalam masanya gedung ini menjadi saksi perjuangan pers dikala itu.
27. Gedung APOTIK SIMPANG, baik bangunan dan fungsinya bangunan sejak dulu tidak pernah berubah.
28. Gedung GRAHADI, atau sekarang yang disebut dedung Negara itu berfungsi sebagai tempat tinggal dinas Gubernur Jatim, yang sebetulnya bangunan yang ada ini adalah adalah bagian belakangnya dari bangunan tersebut, dan depannya adalah pintu yang menghadap Kalimas.
( Komplek Balai Pemuda )

( DPRD Tk. I )

( Patung Yos Sudarso )

29. Gedung BALAI PEMUDA, gedung ini juga dalam masanya digunakan debagai tempat berkumpulnya orang-orang Belanda yang melaksanakan pesta dan lain0lain, bahkan komplek gedung ini mempunyai masa lalu yang kelam bagi rakyat Indonesia umumnya dan warga Surabaya khususnya, sebab dulu tempat ini tidak boleh atau dilarang keras bagi pribumi masuk di areal ini, sebagai saksi atas sikap diskrimatif ini dapat anda di temui prasasti yang masih tertempel jelas di area sebelah barat gedung ini.
30. Gedung BALAI KOTA, gedung ini memang sejak dahulu digunakan sebagai kantor balai kota di jamannya.
31. Jalan ACHMAD JAIS, duluna bernama jalan ONDOMOHEN, adalah jalan yang memiliki sejarah tersendiri bagi rakyat Surabaya., karena rindangnya pohon disisi kiri kakannya yang saling berkaitan, sehingga terkesan seperti masuk dalam gua.
32. Komplek TAMAN BUDAYA, bangunan- bangunan disini dahulunya dipergunakan sebagai kantor bupati, maka komplek ini dahulu terkenal dengan sebutan komplek kabupaten.
33. Jalan PRABAN, Jalan yang sejak dahulu digunakan sebagai sentra perdagangan berbagai macam sepatu.
34. Gedung GNI, sebagian gedungnya ini sejak jaman dulu dan sampai sekarang ini digunakan sebagai kantor harian berbahsa jawa tertua di Indonesia, yaitu harian PANJEBAR SEMANGAT.
35.Gedung Rumah Sakit MARDI SENTOSA
36. Tugu PAHLAWAN
37. Gedung KANTOR POS, dulunya bangunan ini digunakan sebagai sekolah jaman Belanda setingkat SMA.
38. Gedung DPRD TK. I
( Gedung PTPN XI )

39. Gedung MASJID KEMAYORAN, masjid ini dinamakan kemayoran karena menurut sejarah, masjid ini dulunya merupakan tanah wakaf dari seorang yang berpangkat mayor.
40. Gedung Museum KESEHATAN
41. Patung YOS SUDARSO
42. Gedung PTPN XII
43. Gedung PTPN XI
44. Gedung BNI
45. Gedung BANK INDONESIA
46. Bangunan-banunan tua / pergudangan sekitar Penjara Kalisosok
Sebagai catatan tersendiri, rombongan tracker yang pagi itu besama saya, berkempatan turun dari bus dan melihat lebih dekat dengan bangunan BALAI PEMUDA dan Gedung PTPN XI,
Setelah saya menyaksikan dan diperbolehkan masuk ke gedung PTPN XI, saya dibuat kagum , sungguh didalam bangunan itu meskipun terbilang kuno, tapi masih terawat dengan baik, didalam bangunan itu tersimpan peninggalan sejarah yang sangat menakjubkan, sungguh suatu peninggalan yang harus/patut dilestarikan keberadaannya.
Untuk ini dikesempatan lain saya akan berusaha untuk menggali informasi yang lebih dalam tentang keberadaan gedung ini.
Setelah kita diajak berkeliling kota dengan bus yang bersih dan adem itu, bus kembali melanjutkan perjalanan untuk kembali ketempat dimana kita berangkat, dan kita sampai tepat pada jam 10.30 WIB, sungguh suatu perjalanan yang sangat mengesankan dan patut di beri apresiasi untuk penyelenggara program ini. Terima kasih.

Lanjut Kang......