27 Februari 2009

Legenda tahun 70 an, The Gembell's

Kira-kira jam sudah menunjukkan pukul 19.30, saya sudah berada disuatu tempat, kedatanganku ke tempat ini memang sudah direncanakan satu hari sebelumnya, saya datang bersama empat temanku, dan satu teman lagi yang kebetulan juga tetangga, namun sudah bertempat tinggal di daerah lain.Temanku ini mantan personil Group Band yang cukup punya nama di tahun 70 an, khususnya di Surabaya dan sekitarnya, namanya abah MUSLIMIN, namun bagi sementara orang dan temen-temen seangkatannya beliau ini dikenal dengan nama MINTO, yang menurut cerita-cerita yang aku dapat, dia adalah eks pemegang drum pada group THE GEMBELL'S.

Abah (demikian saya biasa memanggil) hari itu sengaja mengajak kami berempat untuk sekedar melepas lelah/refresing di suatu tempat yang sudah saya tahu sebelumnya, yakni MAKAM TIME Resto Cafe, yang berada di Jl. Dinoyo, depan sebuah perguruan tinggi swasta.
Di Resto ini, setiap hari Rabu (seperti malam itu) selalu menyuguhkan live music, yang membawakan lagu-lagu tempo dulu, entah lagu Indonesia ataupun lagu-lagu barat dari beragam jenis music.
memang dilihat dari apa yang disajikan malam itu ternyata memang tempat ini cocok sekali untuk kaum dewasa ( kalau tak ingin disebut tua ) yang ingin bernostalgia dengan tembang-tembang lawas, apalagi band yang mengiringi juga sebuag kelompok Band yang juga sudah cukup beken dan punya nama dikalangan pecinta di Surabaya tempo lawas, yang sudah malang melintang di dunia hiburan malam yakni CASINO BAND.
Setelah beberapa saat kita berada didalam cafe ini, selang bebrapa lama datang dua orang dan langsung duduk bergabung dengan kita, yang kebetulan kita menempati tempat duduk di sudut sebelah belakang, saya baru mengerti, kalau yang kedatangan dua temen ini adalah atas undangan Abah lewat telpon, untuk datang ke resto ini, dan saya baru menyadari beberapa saat kemudian bahwa Abah ini sengaja memanggil seluruh teman-teman nya yang dulu bergabung di group band THE GEMBELL's itu, selain ingin melepas rindu sekalian untuk bertemu dengan dengan teman lawasnya.
Dua orang yang datang itu salah satunya adalah mas PARDI ARPIN, demikian saya baru tahu nama itu setelah Abah berbincang-bincang ganyeng dengan mereka, mas Pardi adalah pemain gitar di group ini, dan saya baru tahu bahwa beliau juga pernah bergabung di group band milik Almarhun GOMBLOH.
Suasana di dalam semakin ramai saja, tidak seperti biasanya suasana begitu ramai ( Abah sering kesini, hingga tahu betul keadaan hari-hari Rabu sebelumnya, tidak terasa meja yang tadinya suasana biasa-biasa saja bisa hangat dengan canda gurau, saling cerita, saling tanya kabar anatara Abah dengan mas Pardi ini, sungguh malam itu bisa mengobati seorang yang sudah beranjak tua terus bertemu dengan teman jaman mudanya dulu, wis ora ono entek-e.
Dan tidak seberapa lama juga datang satu teman lagi yang sengaja dipanggil oleh Abah sebelumnya, namanya mas NANU kemudian tidak lama berselang juga datang mas JAJA yang salah satu juga personil group band ini, beliau adalah pemegang kibor di akhir-akhir masa kejayaan THE GEMBELL's.
Dari awal kedatangannya mas Nanu sudah bisa saya tahu bahwa yang datang ini adalah seorang seniman penyanyi yang cukup populer dan seorang anggota group lawak SRIMULAT, yang cukup punya nama karena peran beliau di group lawak ini sebagai drakula, dan karena peran ini maka beliau menggunakan nama ALUKARD, yang kalau nama itu dibalik menjadi DRAKULA.
Mas Nanu ini, selain sebagai pemain Srimulat, dia ternyata juga seorang penyanyi yang handal, buktinya, saya sudah menyaksikan sendiri, saat dia bernyanyi malam itu, selain lagu-lagu yang dibawakannya terbilang akrab ditelinga para pengunjung,tetapi juga karena dibawakan dengan gaya dan karakter suara yang pas mas Nanu, maka sepanjang dia bernyanyi selalu mendapat tepuk tangan yang meriah dari para pengunjung malam itu.
Selain mas Nanu yang menyanyi dipanggung itu, ada beberapa penyanyi yang juga telah terlebih dahulu membawakan lagu lawas yang cukup enak didengar, dan dapat diasakan selain mereka membawakan lagu-lagunya dengan bagis, antara mereka ternyata sudah saling kenal, karena rata-rata mereka adalah para penggiat seni tahun 70 an dan sudah malang melintang di arena musik di Surabaya ini, sehingga akan nampak keakraban diantara mereka apalagi mereka juga sering datang ketempat ini jika ingin melepaskan kerinduan untuk menyanyi dan melepas kerinduan bertemu dengan teman-teman yang lain, misalnya ada seorang yang datang malam itu, dia selalu datang ketempat ini dan selalu manggung bersama home band ketika ia sekali-kali kembali ke Surabaya, dari peranatauannya di Cairo sana.
Tak terasa menikmati musik lawas malam ini membawa aku pada kenangan masa pada lagu yang cukup akrab ditelingaku tempo dulu, dan tentu disini aku juga bisa ketemu dengan orang-orang yang ingin aku ketahui, khususnya personil dari group band THE GEMBELL'S, mengapa ? karena sudah lama saya mendengar Group ini sejak dulu waktu aku masih tinggal doi kota kecil, Magelang, walaupun tidak secara khusus aku sebagai fan's beratnya, tetapi karena ternyata salah satu personilnya sudah sangat saya kenal maka, membuat saya penasaran untuk mengetahu lebih banyak personil-personil yang lain.
Sungguh malam ini menjadi hiburan yang membawa kesan tersendiri untukku, sebab ternyata bahwa saya bisa mengenal dan dekat dengan personil band THE GEMBELLS'S walau tidak seluru personilnya aku bisa berkenalan,sebab masih ada personal yang tidak bisa datang selain ada diluar kota, juga masih ada yang sedang sakit.
Saya berharap dilain kesempatan saya dapat menyaksikan THE GEMBELL'S ini komplit semua personilnya, khususnya dengan VICTOR, HARI DH,dan yang lain-lain.
semoga...........

tulisan ini aku persembahkan untuk ABAH MUSLIMIN, terima kasih telah mengajak aku datang ketempat itu dan bisa bertemu dengan teman THE GEMBELL'S, kapan ya bisa lagi dan komplt Bah ?

Lanjut Kang......

19 Februari 2009

Hari Ini

Jujur saja saat ini aku tak bisa berfikir baik
untuk menulis beberapa kata kemudian menjadi kalimat
yang indah untuk Non,

Tetapi untuk Non tadi pagi
bersama anak-anak sudah aku berikan
sebuah hadiah dan ucapan
yang tulus buat Non hari ini
dari aku suami yang gombal
tetapi yang tulus mengecup halus keningmu
dan dari anak-anak kita yang nakal,
tetapi tulus, tumbuh semakin mencintaimu
Selamat ulang tahun Non cantikku
Mungkin hari ini semua mimpimu belum tercapai
tetapi jangan cepat berkeluh,
Non kini telah memiliki aku
dan anak-anak yang indah penuh cinta
untuk bersama - sama mengarungi perjalanan ini.
Non cantikku...
semoga hari ini akan terus indah untukmu

Lanjut Kang......

12 Februari 2009

Situs Giri Kedaton


Ketika mengecek hasil pekerjaan di daerah ini untuk kesekian kalinya, terbesit untuk melihat satu makam yang ada di dekat dengan pekerjaanku itu, tempatnya ada di sebuah bukit, tempat ini memang sering aku lewati ketika aku harus memeriksa hasil pekerjaanku.
Meski sering aku lewati, selama itu pula aku selalu tak pernah berkesempatan mampir dan melihat satu makam diatas bukit yang oleh masyarakat sekitar, cukup dikenal yaitu makam Raden Supeno, beliau adalah anak dari Sunan Giri, dan benar ketika saya menuju ke atas dan harus menapaki jalan tanjakan yang cukup tinggi di atas, aku disuguhi suatu pemandangan yang tidak seperti yang aku bayangkan selama ini, ternyata disana terdapat satu lokasi bangunan situs yang diatasnya terdapat sebuah buah masjid dan disebelah baratnya terdapat satu buah cungkup makam dari Raden Supeno tersebut.
Setelah mengitari areal tersebut, aku tertarik untuk menyaksikan dua buah papan pengumuman yang menampilkan berbagai kegiatan dan lain-lain yang bberhubungan dengan situs tersebut, dan salah satunya adalah sebuah tulisan yang mencoba menerangkan sejarah dari tempat tersebut, dan inilah tulisan itu :
Secara administrative situs Giri Kedaton terletak di Dusun Kedaton, Desa Sidomukti, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.
Dalam Babad Gresik ( BHG ) disebutkan Rade Paku mendirikan “ Kedaton Tondo Pitu “ yaitu bangunan istana bertingkat tujuh diatas sebuah bukit yang dikenal bernama Giri Kedaton.
Peristiwa pembangunan kedaton ini diambil dengan Candra sangkala yang berbunyi “ Sumedya Resik Ker Wulu “ yaitu menunjukkan angka tahun 1408 Saka atau 1486 Masehi, sejak itu, Raden Paku bergelar Sunan Giri atau Rajah Bukit. Satu tahun kemudian Sunan Giri, diangkat menjadi Nata (Kepala Pemerintahan ) dengan gelar Prabu Samudra, dan sebagai Pandita (Pemimpin Umat Islam ) dengan gelar Tetanggul Khalifatul Mukminin. Pengangkatan Sunan Giri menjadi Nata dan Pandita ini ditandai dengan Candra Sangkala berbunyi Trusing Luhur Dadi Haji yang menunjukkan angka tahun 1400 Saka, 1437 Masehi.
Giri Kedaton berfungsi sebagai pusat pemerintahan maupun penyebaran agama Islam.
Para santri yang belajar berasal dari Jawa, Madura, Banjarmasin, Ternate, Tedore, Bima Hitu ( Philipina ) dan dari penjuru nusantara lainnya.
Sunan Giri wafat pada tahun 1438 Suku atau tahun 1506 Masehi, jasad beliau dimakamkan di bukit Giri Gajah yang terletak kurang lebih 500 meter disebelah barat dari situs Giri Kedaton.
Sepeninggal Sunan Giri, kedudukan beliau digantikan oleh keturunan / dinasti giri, antara lain :
1. Sunan Dalem , tahun 1505-1545 Masehi
2. Pangeran Sidomargi, tahun 1545 – 1548 Masehi
3. Sunan Prapen atau dikenal dengan nama Anumerta Sunan Prapen atau Sunan Mas Ratu Pratikel, tahun 1458 – 1605 Masehi, Sunan Prapen adalah Raja Giri yang paling besar setelah Sunan Giri.
4. Panembahan Guwa, tahun 1605 – 1616 Masehi
5. Panembahan Agung, tahun 1616 – 1636 Masehi
6. Panembahan Mas Witana
Pemerintahan Giri Kedaton mengalami kemunduran setelah mendapat serangan Amangkurat I dan II dari kerajaan Mataram di Jawa tengah yang berkoalisi dengan VOC, dan benar-benar runtuh pada bulan April tahun 1680 Masehi, setelah itu Giri Kedaton diperintah oleh orang-orang yang bukan keturunan / dinasti giri, tetapi orang-orang atas perintah Mataram antara lain :
1. Pangeran Puspa Ita, tahun 1660 Masehi
2. Pangeran Wira, tahun 1703 Masehi
3. Pangeran Singanegara, tahun 1703 – 1725 Masehi
4. Pangeran Singasari, tahun 1725 – 1743 Masehi
Kegiatan pelestarian dan konservasi situs Giri Kedaton dilakukan berdasarkan kerjasama Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan wilayah kerja Propinsi Jawa Timur dengan Dinas Pendidikan Nasional, Pemerintah Kabupaten Gresik, Tahap I – IV tahun anggaran 2002 – 2005. Dalam kegiatan inidilakukan pemetaan, eskavasi / pengupasan tanah, studi kelayakan pugar, studi teknis, pemugaran, konservasi dan penataan lingkungan.
Situs Giri Kedaton adalah sebuah bukit yang dibuat berteras-teras atau berundak-undak, semakin keatas semakin mengecil, untuk sementara ditemukan lima teras / undakan.
Antara teras yang satu dengan teras yang lainnya ditandai struktur dinding teras yang bentuknya seperti kaki dan tubuh candi. Kaki struktur polos, sedangkan tubuh struktur bermotif hias pelipit-pelipit datar, bingkai cermin dan bidang persegi panjang.
Secara arsitektural bangunan di situs Giri Kedaton ini bertipe bangunan teras berundak.
Arah hadap bangunan menghadap kearah Timur, ditandai pintu utama berada di sisi Timur.
Konsep bangunan ini merupakan kelanjutan tradisi masa sebelumnya, yaitu bangunan punden berundak masa pra sejarah dan bangunan candi Hindu-Budha di Indonesia.
Dibeberapa halaman dinding teras terdapat fasilitas bangunan antara lain :
1. Dihalaman dinding teras II utara terdapat struktur kolam wudlu utara.
2. Dihalaman dinding teras III timur terdapat struktur pelinggihan dan kolam wudlu selatan

Selain itu masih terdapat peninggalan lainnya, yaitu dihalaman lereng timur terdapat makam Mpu Supo, pembuat keris Kala Munyeng milik Sunan Giri. Dihalaman lereng barat,adalah cungkup dan makam Raden Supeno, putra Sunan Giri. Dibeberapa halaman teras terdapat kelompok makam kuno yang belum diketahui identitasnya
.

Lanjut Kang......