20 Februari 2008

Termanis itu, Dinda Bestari



Pagi itu .........
biasanya aku masih suka membetulkan selimut
saya masih suka menunggu waktu-waktu seperti biasa aku bangun
tapi, ......
pagi ini, ada yang berbeda, dari pagi-pagi yang biasa
aku sudah mempersiapkan sesuatu untuk Dindaku
sesuatu yang akan kuberikan ketika saya bangun terlebih dahulu
sesuatu yang khusus aku berikan ketika aku mulai mengawali semuanya
dan itu jauh sebelum pagi menyapa kamarku
Dan,.........
Ketika aku bangun, ..........
Dinda masih disamping
dan cup dikening.....................
Selamat ulang tahun Dindaku
membuka mata, tersenyum .......
terima kasih mas.
ah................... ada kehangatan pagi itu
dan saya ...... lanjutkan ngantukku.

pf. 19 februari

Lanjut Kang......

15 Februari 2008

Hadiah Itu, Untuk Ibu



Kemarin pas 14 Februari 2008, saya kebetulan pulang agak sore, jadi saya lebih dulu sampai dirumah.
Ada sesuatu yang menarik di kamarku, ada sebuah bungkusan serupa bingkisan yang kayaknya, bungkusan itu untuk ibunya, sebab ketika saya tanya ini untuk siapa ? si Kecil jawab kalau hadiah itu untuk ibu. Setelah sore ketika ibunya pulang mendapati dalam kamarnya bungkusan itu dan dibukanya, dan oh rupanya si anak itu ingin memberi hadiah kepada ibunya bunga merah muda yang terbungkus bagus di hari yang istimewa, yaitu tepat 14 Februari yaitu Valentine, sungguh suatu pengungkapan kasih sayang dari seorang anak yg tulus buat si ibu, walau saya tahu kalau bingkisan itu sederhana dan dibelinya dengan uang tabungannya. Trus apa kata ibunya ketika mengetahui itu bingkisan untuknya ? Trima kasih ya dik, hadiahnya.

Lanjut Kang......

13 Februari 2008

Kebesaran pasar, Aku Merasakan

Pertama saya hijrah ke kota ini, yang pertama-tama menjadi tujuan saya ketika hunting sesuatu dan tempat paling favorit saat itu ada 2 yakni : Pasar Loak di Jl. Dupak dan Pasar Gembong di Jl. Gembong, dua tempat ini menjadi tujuan saya saat itu jika ingin mencari barang-barang apa saja yang diperlukan tentu dengan harga yang sangat miring, kita hanya berbekal ilmu kejelian pada barang dan tidak malu menawar, tentu akan mendapat barang dengan harga murah dan bagus.
Pasar ini sepuluh tahun yang lalu seingat saya, hanya menempati ruas Jl. Gembong, itu saja kalau pas hari-hari libur bisa dipastikan Jl. Gembong menjadi padat dan ramai, jadi hari tertentu saja jalan menjadi sedikit semrawut.
Namun belakangan, ketika saya sudah lama tak lagi rajin mengunjungi pasar ini dan melihat keadaan terakhir, sudah banyak perubahan, pasar ini tidak hanya menempati satu ruas jalan saja, tetapi sudah meluber sampai ke Jl. Kapasari, dan betul hari-hari disini jalan akan menjadi semrawut, padat dan tidak nyaman bagi pengguna jalan yang lain, trus ini akan menjadi pertanyaan besar bagi saya: mengapa bisa begini ? mungkinkah karena lapangan pekerjaan sulit didapat sehingga mereka memilih berwiraswasta dengan jualan ditempat itu atau munculnya para pedagang yang tak tertampung di sudut-2 formal maka, mereka lebih memilih berdagang dan salah satunya menempati pasar Gembong yang sudah kadung mapan itu, ....ah susah juga merunut persoalan ini.
Sekarang yang menjadi ganjalan saya, sebentar lagi pasar klangenan saya ini mulai Kamis 14 Februari 2008 mau tidak mau harus dibersihkan dengan dalih jalan sudah tidak berfungsi sebagai sarana transportasi, saya kaget bercampur kasihan tapi trus mau gimana lagi ? harapan saya kalau memang harus meniadakan pedagang dikawasan itu, ya mBok yao yang berwenang itu memberi ganti tempat yang baru, agar mereka tidak kehilangan pekerjaan dan mata pencahariannya, apa mereka juga merasakan kalau hidup ini sudah susah ya jangan ditambahi lagi susah. ah emboh wis edan tenan jaman iki !!

Lanjut Kang......

12 Februari 2008

2 hari Lagi



Dua hari lagi, perayaan buat yang ingin merasakan jiwa muda, arek nom-nom an, meski saya tahu, kalo mereka-mereka itu ndak tau asal usulnya apa itu valentine, cuma pingin aja merayakan, wis pokonya rame gitu. Kaya orang lain yang juga merayakan, ingin merasa modern, still, ngaya, trus kirim ucapan, bunga atau kadang barang atau kewan yang dia rasa cukup mewakili perasaan kasih dan sayang mereka ke orang yang dicintai, wuih ...... koyok wong teges ae,

Lanjut Kang......

11 Februari 2008

Gong Xi Fat Coy


untuk Papah, Mamah, Tacik, Koko, Encim, Engkong semuanya ......selamat tahun baru ya !!! dan tak lupa ................ kamsia !!!

Lanjut Kang......

4 Februari 2008

Hujan Terus

Mulai jum'at sampai saptu kemarin kalau sudah sore selalu datang hujan, walau hujannya tidak deras betul tapi bagi saya dan keluarga, atau malah kalau bisa saya pastikan bikin banyak orang disekelilingku jadi agak mengganggu beberapa kegiatan, ada hujan bikin saya dan keluarga hanya bisa tiduran seharian dirumah saja, ndak ada kegiatan yang membuat hati biasanya senang, sebab kerna hujan kegiatan mancing dan jalan jalan dengan keluarga sedikit terganggu, tambah kalau udah seharian hujan udara jadi dingin, kemudian badan malah lemes kabeh terus kalau sudah gini, ya nganggur ya pusing, dll.
apa ada saudara-saudara yang seperti saya hari itu ?

Lanjut Kang......

1 Februari 2008

Sang Senopati

Sudah berbulan bulan saya menantikan sang Senopati ku ini maju berlaga di medan penuh siasat dan taktik untuk kemudian menang dan memimpin Bumi yang kupijak ini menjadi tata tentrem karto raharjo ( kalau tidak ingin dijadikan dirinya menjadi pemimpin yang merugi).
Hati ini rasanya masih miris, kacau tidak menentu, menunggu kelahiran Senopati ini, gimana ndak miris wong sahabat dan konco-konconya yang selama ini lahir dan membesarkan trah ini sebagian malah ada yang meninggalkan senopati ini, mereka seakan tinggal glanggang colong playu kalau disuruh menyatu dengan sang senopati, malah yang paling konyol (entah karena dapat apa) mereka meninggalkan senopati yang selama ini menjadi pemersatu jagat merah, yaitu jagadnya wong cilik.
Kita yang ada di tanah Mardiko ini seakan ditinggalkan, di ece-ece seolah sendirian berkawan dengan sahabat - kita yang masih setia pada sang senopati, namun selama itu pula di tanah mardiko para punggawa diatas kita, selalu meng uri-uri seluruh kecintaan, pengorbanan dan kesetiaan yang sudah membatu, untuk tidak luntur, walaupun bumi bergoyang malah tambah abang brengangah.
Alhasil.........
Beberapa hari yang lalu : sebuah serat electronik tertuju ke saya, mengabarkan tentang kemenangan yang sudah di gadang-gadang, sebagai penanda dimulainya perjuangan, dan jadi titik ukur bagi dimulainya perjuangan yang lebih besar, di tanah yang benar-benar ingin Mardiko, merdekanya wong cilik yang selama ini hasrat-hasratnya menjadi panah perjuangan.
Selamat sang SENOPATI...........
Sudah saatnya pejuang memimpin tanah yang ingin merdeka.

Lanjut Kang......