(Gbr. saya ambil darihttp://lecturer.ukdw.ac.id/mahatmanta/journal/?p=841)
Kemarin malam saya menyaksikan acara di sebuah TV lokal di Surabaya, acara ini menampilkan berita tentang di berhentikannya proyek pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM)yang belakang hari berita ini menjadi hangat dan menjadi perdebatan dikalangan sejarawan, karena pembangunannya itu sendiri memunculkan pro dan kontra terhadap berlangsungnya proyek yang menghebohkan itu.
Berita itu sungguh melegakan hati ini mengapa, karena jauh hari sebelum saya memperoleh informasi tentang PMI saya sempat agak mendongkol dengan telah dilaksankan pembangunan ini di daerah situs majapahit, sehingga pembangunan ini dikwatirkan akan merusak dan menghilangkan artefak Majapahit yang tak ternilai harganya dari sebuah kelompok yang melaksanakan demo di depan Gedung Grahadi Jl. Pemuda Surabaya.
Berita telah dilaksananakan pembangunan ini juga membuat hati kecil ini seakan meregang, jengkel meski tak bisa harus berbuat apa. Yang jelas tentang pembangunan inipun saya pernah bertanya pada kawan saya yang rumah tinggalnya dekat dengan lokasi pembangunan tersebut. Dia mengatakan bahwa pembangunan tersebut oleh para penduduk sekitar disayangkan, karena ternyata pembangunan itu merasa masyarakat sekitar tidak diinformasikan, juga bahwa pembanguna tersebut dilaksanakan di situs yang masih banyak terdapat peninggalan sejarah Majapahit.
Dengan diberhentikan proyek ini, kekwatiran saya tentang akan rusaknya situs dan artefak yang ada di Trowulan akan terhindari.
Semoga pembangunan ini benar tidak dilanjutkan dan di direlokasi ketempat yang lebih aman, ketimbang tetap diteruskan dan harus dibayar dengan rusaknya situs dan artefak yang tak ternilai harganya.<
angkringan Podo Mampir - tak sekedar angkringan
3 tahun yang lalu
8 komentar:
pak ntar kalo jadi bikin milis magelang kabar-kabari ya?
aku dari magelang juga
demi sebuah prestise maka sejarah pun harus dilenyapkan.
oh mengerikan..
btw, milisnya belm jadi tak buat pak. rencana liburan ini banyak teman2 magelang yang pulang. jadi mau ketemuan dulu. nek bisa kumpul se-Kedu Raya sip sakjane...
mas ichsan : tentu nanti kalau sudah terbentuk millist pasti kita kabari, terima kasih mas.
mas ciwir : sambil menunggu ketemuan lebih baikn dibuat dulu via yahoo. atau google, soal ketemuan saya bisa dokontak ya mas.
wah...bangunan sejarah ko tidak dilestarikan????
Saya juga kesal sekali, Mas karena berita itu. Mereka anggap yang di sana itu sekadar batu aja ato gimana sih?
Padahal, nilai sejarahnya tak ternilai. Satu-satunya kerajaan di Nusantara yang menguasai wilayah Nusantara hingga ke Siam dan Tumasek, eh justru diperlakukan begitu.
Miris sekali mendengar berita ini, Pak Eko. Kekayaan bangsa dirusak tanpa memikirkan nilainya bagi generasi mendatang.
Terima kasih kunjungannya ke blog saya.
Salam,
Bugiakso
Sejarah adal pesan berharga dari leluhur kita, sayang bila dibiarkan musnah begitu saja!
mbak Icha : wis jan mbak ndelok britane wae wis jengkel, apalagi menyaksikan. uhh...
Mas Bugiakso : Ndak tahu mas apa maksudnya, kok ya pemikirannya cupet (pendek) kaya gitu.
terima kasih juga atas kunjungan baliknya, selalu utk mas Bugiakso dari arek Suroboyo.
mBak Shanty : betul, saya setuju itu.
Posting Komentar