7 Oktober 2009

Mudik Lebaran 2009, sebuah kerinduan pada tanah leluhur

Pulang ke kampung halaman di saat lebaran untuk melakukan ritual tahunan adalah hal yang paling ditunggu-tunggu, aku, istri apalagi anak-anakku.
Mudik lebaran selalu menjadi acara yang sangat menggembirakan dan menjadi penawar kerinduan selama satu tahun tidak bertemu dengan Bapak, Ibu, adik-adikku serta keponakan akan mejadi hal terindah selama setahun berlalu.
Seperti rencana kepulangan lebaran tahun 2009 ini, seperti tahun-tahun yang lalu pulang lebaran ini akan dimulai pada hari pertama hari raya, yaitu hari Minggu tanggal 20 September 2009 dan Pulang ke Surabaya pada tanggal 25 September 2009 dan ini liputannya, heheheheheheh.


Hari Pertama [ 20 September 2009 ] : Berangkat.
Saya, istri dan dua anak saya berangkat dari Surabaya tepat jam 19.00 lepas dari rumah. seperti dalam perjalanan tahun-tahun yang lalu, sepanjang perjalanan cenderung sepi karena mungkin malam hari atau mungkin karena banyak orang sudah mudik lebaran pada hari-hari sebelum hari H nya, tpi saya memilih pulang pada hari H nya dan perjalanan pulang selalu aku lakukan di malam hari, dan brharap jalan akan lenggang dan tidak panas.
Perjalanan dari Surabaya sampai ke Jombang berjalan lancar-lancar saja, bahkan hanya mobil-mobil pribadi saja yang banyak mendominasi jalan-jalan yang aku lewati.
Sampai di daerah Nganjuk saya sdh mulai merasa lapar, sebab sejak dari Surabaya mulut ini belum terisi nasi sesuap pun, jadi karena telah menempuh perjalanan yang lumayan jauh maka perutkupun sudah menyanyikan lagu kebangsaan. KELAPARAN !!!!
Saya berhenti dan mencoba mngisi perut dengan makan di Rumah Makan Warung Kopi Fambayung dan karena perut sudah merasa lapar, saya pesen apa saja yang berbau nasi dan saya pesen nasi Pecel Ayam Goreng, kenapa saya pesen makanan ini, karena sebelum aku menentukan pilihan saya tanya dulu pada mbak nya yang memberikan daftar menu, apa makanan yang special disini, mbak itu bilang : nasi pecel tambah ayam goreng, ya karena mbak bilang itu aku dengan manut saja ya memilih menu itu, sedang istri dan anak-anak memilih menu yang lain, juga menu yang berisi nasi, yakni nasi penyet ayam, dengan minuman yang menyegarkan jeruk hangat, jahe dan anak-anak minta es teh hangat saja.



Setelah istirahat beberapa waktu di rumah makan ini, kira-kira 1/2 jam kami sekeluarga melanjutkan lagi perjalanan ke Magelang.
Selama perjalanan tak henti-hentinya saya selalu mendengarkan lagu-lagu yang aku bawa dari rumah, yang selalu saja menjadi teman ngantuk selama dalam perjalanan, beberapa lagu campursari dan pop yang mendayu-dayu milik Dian Pisesha, selalu menjadi teman kuping selama dalam perjalanan, atau kadang kalau bosen saya mendengarkan siaran radio lokal, dimana saya sedang berada, dan yang paling menghibur hati juga menjadi menambah kangen saya suasana Magelang, sepanjang perjalanan setelah sampai di daerah Jawa Tengah, siaran radio yang aku tangkap adalah siaran wayang kulit dan kalau sudah bosan saya cari gelombang lagi yang berisi lagu2 campur sari, sungguh lagu2 ndesani yang menjadi pelipur lara.
Sampai dirumah Magelang, tepat pukul 04.00 Pagi, jadi perjalanan antara Surabaya dan Magelang ini saya habiskan dalam waktu 10 Jam, sunguh perjalanan yang sangat melelahkan, karena harus saya sendiri yang mengendarai tanpa ada yang mengganti, hanya non saja yang dengan susah payah harus berkorban untuk tidak tidur selama perjalanan untuk menemani saya agar saya ada temennya, tapi meskipun begitu namanya juga perempuan, tenaga tidak bisa full menemani saya seluruh perjalanan ini, sebab ternyata ketika sampai di Jogja, seluruh penumpang sudah tewas.... angkler  tidur semua, bahkan baru bangun setelah saya mau turun dari kendaraan. dan apa yang dikatakan no, " Kok ora ngomong-2 to nek wis tekan ? " pikirku biar semua tidur di mobil tak tinggal masuk rumah, dan tidur juga ....heheheheheh... kapokmu kapan !!!!
Setelah bersih-bersih badan dan istirahat sebentar aku langsung mak blessssss, ngorok lagi...xixixixixi

Hari Kedua [ 21 September 2009 ]
Seperti dalam rencana saya, hari ini dan setelah saya matur sama Ibu kita semua akan pergi ke Salaman, tempat saudara-saudara ibu yang masih ada.
Salaman adalah kota kecil sebelah sebelah Barat daya dari Kota Magelang dan daerah ini masih masuk Kabupaten Magelang, kota ini dapat dicapai dari tempat tinggal kami hanya memerlukan waktu kurang lebih 30 menit, jadi tidaklah jauh, sehingga hanya sebentar kami sudah sampai di tujuan pertama yaitu di daerah Brangkal, yaitu di pusat kotanya salaman, ini adalah rumah tempat adik ibu [bu Lik] yang perempuan menurut kami adalah saudara yang paling akrab, ketimbang saudara-saudara laki-laki yang lain.
Disini meskipun masih tergolong di tengah kota, tetapi segala apa yang dihidangkan masih berbau ndeso, tapi sungguh inilah yang membuat kami-kami anak-anaknya krasan yang ingin sekali mencicipi seluruh makanan yang disajikan oleh Bu Lik ini.
mau lihat kegatan kami di tempat Bu Lik, ini lah sebagian foto-fotonya :




Lagi tamu-tamuan..... di Brengkel-Salaman


Sambel Goreng tahu tempe... wah... mak nyus tenan iki...


Gorengan Mujahir, ambil dari kolam sebelah rumah


Antri ambil jatah makan pagi.....


Srundeng sebagai pelengkap makan kami pagi itu...hem.. nyak nan !!!!


Ternyata orang ini yang paling rakus makan nya.......xixixixixi

Setelah beberapa saat kami makan siang dan ngomong ngalor ngidul kami segera melanjutkan perjalanan ke saudara kami yang lain yang ada di Salaman juga, tapi ini di daerah yang lebih dalam, daerah persis dibawah perbukitam Menoreh, namanya desa Paipurno Dusun Nglisat.
Disini Ibu bertemu dengan kakak dan adik-adik-adiknya yang hampir jarang sekali ketemu, atau bahkan bisa dikatakan hanya ketemu sekali dalam setahun, meskipun sebetulnya jarak antara rumah dengan tempat lahir ibu ini juga tidak begitu jauh, lumayan paling hanya membutuhkan waktu 1 jam saja sudah sampai. Tapi ketemunya hanya kalau saya bersama saudara-2 yang lain mengunjungi mereka di Nglisat ini.
Di tempat ini, seperti biasanya kami melepas kangen dengan mereka, sambil ngomong ngalor ngidul kita disughi bebrapa panganan yang jarang sekali kami temukan di tempat saya, bahkan kalaupun ada, makanan ini akan membawa nuansa berbeda jika dibandingkan dengan kalau kita makan sehari-hari, coba saja lihat jajan dibawah ini :

Jenang Merah.... hmmmm manisnya


Jajan yang tersedia di meja.....

Saking asiknya ibuku ngadep jajan terus...


Sejenak setelah beberpa jam di Nglisat, Paripurni, Salaman kami sekeluarga pamit untuk pulang ke Magelang lagi, seperti adat kebiasaan jika ada saudara yang datang dari jauh, maka ketika pulangpun kami tak lupa dibawakan oleh-oleh hasil dari kebun yang saaat itu lagi musim yaitu ketela rambat, berbeda dengan tahun kemarin yang waktu itu lagi musim rambutan, saya dibawakan rambutan manis-manis yang cukup banyak, tapi kali ini lain, ketela dankami bergegas untuk segra keluar dari Salaman karena rencananya setelah dari Salaman kita akan langsung meluncur menuju ke Joga, namun di tengah perjalanan rencana ke jogja dibatalkan karena bapak dan ibu sudah merasa capek serta keponakan-keponakan yang ingin segera pulang karena ingin langsung pergi bermain ke tempat yg lain bersama Non.
Sampai di rumah waktu sudah hampir sore, dan kami mencoba menikmati sisa waktu ini untuk saling ngobrol kesana kemari, bercanda dengan keponakan dan curhat sama bapak dan ibu, baru malamnya jam 20.00 wib, saya, non, anak-anak dan bebrapa keponakan menyempatkan untuk menjajal makanan nasi goreng kegemaran anak-anak dan koponakan di depan Penjara, Jl. Cacaban.
Nasi goreng yang saya kunjungi ini adalah tempat jajan yang ketiga kalinya aku cicipi masakannya, hari raya 2008, tahun baru kemarin dan sekarang ini, selain tempat ini tidak jauh dari tempat kami tinggal juga karena ternyata di tempat inilah non dan anak-anak merasa cocok dengan lidahnya.


Hari Ketiga [ 22 September 2009 ] : di Rumah
Hari ketiga di Magelang seperti kebiasaan keluarga ketika semua berkumpul di Magelang, setelah bangun pagi dan tentu sebelum mandi ( hehehehe kemproh nih ye....) sayadan adik-adik bersama seluruh keluarganya selalu sarapan soto, seperti pagi ini saya hanya ditemani 2 adik saya dan keponakan-keponakan yang lain ( oh ya perlu saya beritahukan bahwa adik saya yang ke 2, Yanto demikian saya memanggilnya bersama keluarganya yang di Bali untuk hari raya saat ini yidak bisa pulang karena sesuatu hal yang lebih mendesak, dan itu sudah disampaikan ke saya sebelum hari raya tiba) mencicipi soto pak Sugi yang berada di depan Hotel Pring Gading, penjualnya ini saya ingat betul adalah teman saya sewaktu kami sekolah di SD Kemirirejo II, Soto Pak Sugi - Pring Gading
Selesai kami sarapan soto kemudian kami pulang kerumah kembali, dan keponakan keponakan mandi sedang saya sambil menunggu untuk mandi aku sempatkan untuk menyelinap sebentar hunting beberapa foto yang sudah lama aku incar sebelumnya. seperti ini :

salah satu rumah kuno di Jl. tentara Pelajar ( d/h Jl.Bayeman )


Deretan rumah-rumah lawas di Jl. Gladiol / Jl. Mawar


ini adalah foto dari belakang SD. Kemirirejo II, Magelang


Setelah selesai kami putar-putar menikmati suasana kota Megelang dan puter-2 mengendarai roda, akhirnya saya kembali ke rumah waktu sudah menunjukkan soer hari bergegas aku mandi dan istirahat.
Oh ya... di hari ini ada acara yang hampir saja aku lupa menuliskannya disini, yaitu acara ketemuan dengan teman-teman lama semasa sekolah di SMEA Negeri th 1983 yang lalu, pertemuan kangen-kangenan ini sebenarnya adalah pertemuan lanjutan dari acara reuni yang telah kita laksanakan berapa bulan sebelumnya, tetapi karena ada satu temen lama yang waktu itu tidak bisa hadir karena kesibukan dalam bekerja, maka mbak Kanti Rachmawati [demikian nama teman yang satu ] ini sengaja mengumpulkan bebrapa teman yang saat itu bisa dihubungi dan bisa pulang ke Magelang, juga di acara itu datang juga sahabat akrab saya di FB, yakni Daman Huri, yang disempatkan utk hadir karena waktu reunian kemarin dia juga tak bisa datang.
Pertemuan kangen-kangenan ini berlangsung sangat akrab dan sangat meriah, meski tidak bisa seluruhnya bisa hadir, tetapi setidaknya temen-2 yang hadir ini bisa mengobati rindu hati para sahabat yang lama ndak bisa ketemu.
Pertemuan ini berlangsung cukup lama dan baru berakhir setalh hampir waktu dhuhur, saya baru keluar dari rumah mbak Kanti, di perumahan Mentasih
Baru malamnya saya sengaja sendiri dolan ke Gg. Puspo. saya puter-2 ndak ketemu konco-konco lawas yang katanya pada pulang kampung, tapi kok sepi ? apa karena saya udah kemaleman ke sana ? atau memang teman-teman sudah ndak pada keluar dari rumahnya, eh... entahlah, tetapi setalah saya berhenti di Hotel Amin (dulu ) Jl. Daha saya bertemu dengan orang yang dulu selalu akrab dengan para anak-anak muda, bahkan dalam usia yang cukup sepuh, pak Mat ( demikian saya memanggilnya) masih tampak semangat untuk berbicara... sungguh saya mendapatkan semangat yang harus ditiru untuk saya.
Selang beberapa saat saya ketemu dengan pak Mat, Doyok dan lain-lain sebentar datang temen dari Bali Joko kombet, bersama istri dan anaknya ( akrab sekali dengan saya jalau lagi cat di FB ) kemudian Moko (kopet), Ari, Doyok dan Catur temen Ari. dan tak terasa saya disana saya sudah hampir 2 jam, jam saya pamit untuk pulang karea malam sudah larut. Terima kasih pak Mat, sudah menemani saya berklangenan dengan kampung dan semoga dilain waktu kita bisa ketemu kembali.

Hari Keempat [ 23 September 2009 ] : Sarapan Soto


Seperti hari kemarin, pagi inipun kami sekeluarga juga ingin makan soto kembali, tapi karena ingin mencicipi rasa soto yang lain, saya menyarankan soto di dekat Taman Kayai Langgeng ( dibawah kampung Bayeman Mudal) yaitu soto mbah Mul dan kami semua menikmatinya dengan enak, walaupun kami harus sabar menunggu karena yang mau beli juga berjubel banyaknya, dan setelah setengah jam kami menunu, barulah kami dijualin dan ini kesibukan makannya :
ni...... mbak Nesya tempenya !!!!!


Enak Pak Dhe......... besok lagi ya ?



Setelah kami puas makan soto di sini, kita semua langsung pulang untuk segera mandi-mandi dan ibu-ibunya masak untuk siang harinya.
Sampai dirumah setelah semua pada mandi agak siang nya saya mengajak Non serta anak-2, dan Nesya dolan ke Hotel Puri Asri, tempat ini selalu jadi tempat favorit non dan anak-anak, selain disini kami bisa menikmati pemandangan yang ada di lokasi hotel ini, juga di tempat inilah anak-anak, dan saya bisa menjajal permainan yang disediakan disana, dari sepeda air, sepeda kecil, becak kecil dan berbagai macam mainan tradisional ada disana dan inilah sebagian permainan yang sempat dijajal oleh Non dan anak dan keponakan saya :
satu..dua... tiga... mulai.. !!!!!!


Mejeng dulu......


nunggu anak-anak main !!!


ngontel...... capek deh.......


Setelah capai bermain-main di Hotel Pusri Asri, Non dan anak serta keponakan saya ajak ke Rumah Makan Es Enny untuk mencicipi es yang sudah lama non inginkan, Es Enny yang ada di jalan Ngarakan, rumah makan inipun dulu pernah kita coba..dan karenannaya tahun ini juga pingin mencicipi kembali kelezatannya.
Es Buah Hati
Es Fanta Float
Es Dragon Ball


Itulah beberapa macam es yang sempat dicicipi oleh kami dan sebenarnya ada bebrapa makanan yang kami santap, tapi karena saking lapar saya lupa untuk memotretnya. tapi ada hasil jepretan yang perlu di upload disini, yaitu perihal tampilan menu bakso yang ditampilkan olEh rumah makan ini.
coba lihat saja tampilan menu bakso ini :
Lihat tampilan menu kayak gini...hemm..... enaknya


Itulah beberapa minuman dan makan yang sempat aku cicipi, semoga dilain waktu saya bisa mencicpi kesegaran es dan lezatnya makanan disini dilain waktu dan dengan menu yang lain..... oye !!!!!


Malam harinya masih seperti team yang tadi siang hanya ditambah dua keponakan laki-laki saya sempatkan untuk menikmati malam dan dinginnya kota Magelang dengan menikmati jajan di Cafe Teras di Jl. Tentara Pelajar / Bayeman.
Pisssss pak Dhe......



Di cafe ini ternyata tidak ada yang istimewa soal menunya, seperti kebanyakan cafe yang lain, baik makanan dan minumnya tidak jauh berbeda, hanya disini saya sempat memfoto satu jenis makanan yang saya santap malam itu, dan inilah penampilannya:
Nasi Uduk Cafe Teras


dan setelah kami bertujuh sudah kenyang semua.... saya balik kerumah lagi dan langsung.... mak lesssssssssssssss, dan saya dibangunin sama non karena, katanya ngorokku terlalu keras.. he..he..he..he..heh..... ( ke pegelen mangan thok yo ? ).


Hari Kelima [ 24 September 2009 ] : Millist Ambarawa.
Seperti yang menjadi agenda saya sebelumnya, bahwa kepulangan saya ke kampung halamam dalam rangka merayakan Lebran tahun 2009, selain minal aidzin dengan Bapak, ibu serta saudara-saudara semua, saya khususnya juga akan melaksanakan acara pertemuan anggota Millist Ambarawa yang ke 2, dan acara ini sudah terencana lama sebelum hari raya, sehingga acara ini juga menjadi acara pokok liburan kali ini.
Namun acara ini akan dilaksanakan pada siang hari, jadi sebelum kami berangkat ke acara itu, paginya seperti biasa kami sempatkan untuk makan soto lagi, karena setelah sampai disana pengunjungnya sudah berjubel yang ngantri, jadi harus pindah tempat kalau tidak ingin kesiangan, dan yang menjadi pilihan saya selanjutnya adalah di depan pintu masuk kolam renang Gladiol, tepatnya di seberang jalannya.
Saya tak tahu persis apa nama soto ini, karena saya hanya makan saja.... wong sing mbayari adikku kok heheheheh. tapi ngomong soal rasanya mungkin soto inilah yang mungkin bisa diadu dengan soto-2 yang sudah saya sebutkan sebelumnya, ndak percaya ? buktikan saja !!!!!
Acara ketemuan dengan warga millist Ambarawa berlangsung cukup lumayan, dan karena tempat pelaksanaanya sama dengan pertemuan yang pertama yaitu di Rumah makan Kopi Eva - Bedono Kab. Semarang.
Sebagian dari Anggota Millist Ambarawa


Untuk liputan pertemuan Millist ini, Insya Allah akan saya tulis tersendiri di waktu yang lain, sebab acara ini juga punya arti khusus di jagad mayaku ini.
Dalam perjalanan kami pulang kembali ke Magelang, ditengah perjalanan kami juga sempat untuk melihat dari dekat [ walau hanya pintu gerbangnya saja) pondok pesantren milik syeh Pujiono yang fenomenal itu, dan keponakan-keponak serta Non sempat nengkring ber narsis ria di depan gate Pondok pesantrennya.

Ternyata mungkin benar apa yang ditulis di media masa, kalau syeh satu ini memiliki banyak duit, lihat saja pitu gate pondoknya saja sudah berkesan mewah, selain ukurannya yang besar juga ternyata di setiap ruang gate banyak dihiasi oleh tulisan-tulisan ayat-ayat suci Al-qur'an, yang hampir memenuhi seluruh dianding gate/pintu masuh pondok pesantren milik syeh Puji. Kerena letaknya yang persis dipinggir jalan raya yang menghubungkan antara Magelang dan Semarang, maka bangunan ini akan nampak jelas dan setiap orang akan melihatnya.
Selesai mampir dan ambil foto disini saya meneruskan perjalan ke selatan menuju arah Magelang dan lagi-lagi sampai di daerah Losari-Grabag Non menjak saya untuk mencoba melihat dari dekat Losari Coffe Plantation resort and Spa yang masih satu arah dengan perjalanan saya, dan karena saya juga ingin mencoba melihat dari dekat lokasi ini maka saya putusakan untuk berbelok ke arah tempat tersebut.
Tidak jauh dari jalan utama tadi, kira-kira 500 meter, kami sudah tiba di lokasi yang kami maksud, setelah kendaraan kami parkir, kami langsung menuju ke arah pintu masuk resort yang lokasinya agak naik, sehingga kami harus jalan naik untuk ke lobbynya, sampai di depan lobbby kami langsung inginnya masuk ke lokasi hotel untuk menikmati suasana resort yang menurut orang-orang dan informasi yang kami dapat, bahwa resort ini memiliki pemandangan dan fasilitas yang sangat bagus, namun apa yang kami inginkan ternyata tidak bisa kesampaian, karena resort ini bersifat privacy, sehingga tidak semua orang boleh masuk ke area situ kecuali tamu yang telah menginap disana, karena keinginan saya untuk hanya sekedar melihat2 panorama disana dan minta ijin untuk itu, tetap saja kami tidak diperboolehkan,dan karena tidak diperbolehkan terpaksa dengan dongkol hati saya dan rombingan harus rela balik kucing tanpa bisa menikmati pemandangan didalam resort tersebut, tapi dasar saya keranjingan foto2 sempat pula non, anak dan keponakan saya foto di depan lobby itu.

Depan Lobby Losari Coffe Plantation and Spa - Losari - Grabag - Magelang


Selesai dari pertemuan Milist waktu sudah hampir sore, dan mapir kedua tempat tadi dan karena sebelumnya kami janji akan mengajak keponakan-keponakan untuk renang maka, sesampainya di rumah saya langsung menajak keponakan untuk segera renang sebelum waktu keburu malam, sebab kalau ndak salah waktu sudah menunjukkan jam 16.00. dan keponakan2 ini langsung berangkat karena ternyata mereka sudah siap-siap.

Rehat setelah mandi .... makan mie goring


Malam terakhir di Magelang, karena esoknya kami berencana untuk pulang ke Surabaya, dik Amink, suami adik saya yang paling kecil sengaja mengajak makan malam bersama-sama seluruh keluarga yang masih ada di Magelang dan tidak ketinggalan Bapak juga Ibu tersayang.
Kami makan malam di Rumah Makan Panjiwo, yang beralamat di depan Rumah Sakit Jiwa Kramat, saya hafal betul dengan tempat ini, karena sebelumnya tempat ini sudah saya pakai untuk kegiatan reuni teman-teman SMEA saya.
Di rumah makan ini ada satu masakan yang sangat khas dan itu menu yang menjadi pilihan kami sekeluarga yaitu, ayam goreng sambel korek, dan ini bentuknya :
Ayam Goreng Sambal Korek


dan satu ini lagi yang di makan sama kita-kita :
Gurami Goreng


Rumah makan ini ternyata sangat laris, sebab setelah kita sampai disana [ kira-kira pukul 19.00] menu yang tersedia disana sudah tidak komplit lagi, hanya ada beberapa menu saja yang bisa kami pesan, dan itpun harus menunggu lumyan waktu, karena ternyata walaupun menu sudah minim, tetapi pengunjung masih juga ada yang datang.
Setelah selesai makan malam di sisi utara kota Magelang, kamipun segera pulang karena kami akan segera siap-siap berbenah pakain masuk koper, karena rencananya kami akan pulang jam 07.00 pagi, jadi lebih baik berbenah malam ini biar besoknya tinggal berangkat saja.
Tapi dasar Non yang suka bawa oleh-oleh, sebelum kami pulang menuju rumah kendraan kami arahkan ke sebuah pabrik yang menghasilkan produk khas kota Magelang, yaitu pabrik getuk ECO, yang tempatnya tidak jauh dari tempat kai tinggal yaitu di daerah Cacaban, dan setelah pesan beberapa buah untuk oleh-oleh di surabaya, kami sempatkan untuk menengok kegiatan produksi makanan ini, dan ini sebagian kegiatan yang sempat saya foto di sebelah kami duduk itu.
Proses pengelupasan kulit singkong untuk dijadikan gethuk


Selesai kami membeli oleh-oleh getuk, kami terus pulang ke rumah dan karena saya sudah merasa capek untuk hari ini, Non dan saya langsung berbenah-benah mengemas semua pakaian untuk dimasukkan kedalam kendaraan. Selesaia berkemas hari sudah malam dan kami malas untuk menjajajl kuliner yang lain, padahal malam itu saya ingin sekali mencicipi ronde hangat di sekitar Jl. Pemuda, tapi karena Non sdh malas dan aku males juga pergi sendirian, ya terpaksa saya mlungker wae to !!!!!!!.


Hari Keenam [ 25 September 2009 ] : Surabaya I come home.....
Seperti rencana semula, hari ini kami sejeluraga harus pulang ke Surabaya, karena kami tidk ingin nanti sampainya di Surabaya, badan masih capek dan akan manjadikan malas untuk melakukan kegiatan selanjutnya, maka untuk ini saya pulang lebih awal..karena biasanya saya habiskan seluruh sisa cuti saya untuk pulang mudik ini paling minim enam hari [ seminggu] tapi untuk kali saat ini hanya bebrpa hari saja, dan pagi ini kami setelah membereskan seluruh muatan dan pamit ke Bapak dan Ibu serta adik-adik serta keponakan kami berangkat dari rumah tepat pukul 07.00 wib.
Perjalan kali ini tidak melewati jalutr yang selama ini saya lewati, saya ingin mencoba jalur yang lain yaitu jalur yang melewati Kopeng, Salatiga dan sampai di Sragen.
Menurut informasi yang saya dapatkan jika melewati jalur ini kita akan menempuh waktu lebih vepat satu jam, dibanding lewat jogja, Solo. Makanya aku mencoba jalur ini, Tapi apa yang terjadi setelah saya melewati jalur ini, selain kami harus sering tanya kesana kemari ternyata juga jalur disini tidaklah selebar jalun joga solo, otomatis kendaraan tidak bisa melaju dengan cepat dan dengan sendirinya waktu yang kita tempuh juga akan terlambat, selain itu ternyata jalur ini juga dilewati oleh kendaraan pribadi roda 4 dan banyaknya roda 2 yang akan menenpuh perjalanan pulang ke Jakrata juga melalui jalur ini, sehingga kami agak kesel di jalan karena sering macet di jalan ini.
Seyelah Istirahat siang dan melakukan sholat di daerah Caruban kami igin beristirahat makan siang dan Non masih ingat dengan sebuah rumah makan yang tahun kemarin waktu liburan tahun 2008 kita pernah makan disana, yaitu rumah makan NOTOSUMAN yangsaat itu menyajikan menu makannan yang cukup bagi saya dan keluarga kami.
dan inilah sebagian minuman yang kami nikmati sebagai pelepas dahaga siang hari :
Wuih...........segernya.

Karena di tempat ini kami ingin betul-betul istirahat karena saking capeknya menyetir hampir lebih dari tiga jam dan dan ingin sekali menikmati makanan kesukaan saya yaitu Timlo solo,
maka istirahat ini saya buat dengan enak-seenaknya istirahat, dan waktu yang banyak ini digunakan oleh mbak untuk meng update FB nya.

Kok lelet ya pak....... ?


Dan setelah istirahat beberapa saat di tempat ini, perjalanan kami lanjutkan dengan segar setelah kami charge kembali bdan ini.
perjalan yang melelahkan dan bikin vapek ini membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 12 Jam untuk sampai di Surabaya, tapi secara efetif waktu yang saya gunakan adalah mungkin 6-7 jam, karena banyak waktu yang saya habiskan untuk berhenti di beberapa tempat untuk hanya sekedar ke kamar kecil atau istirahat minum.
Semoga perjalanan ini akan membawa kesan sendiri bagi Non, anak-anak dan tak bosan-bosannya selalu jelajah lidah menemani bapaknya yang gapleki. pak... PISSSSsssssss.


Pak... Pissssss deh !!!!
pf:
Tulisan ini saya persembahkan untuk Bapak dan Ibu di Magelang
Adik-adikku dan seluruh keponakanku yang aku sayangi
tak lupa untuk Non istriku dan anak-anakku, Mbak Ella dan adik Via


10 komentar:

olip mengatakan...

(doh) aku kok gak pernah mudik yah :))

salam kenal kang ...

Erik mengatakan...

Benar kang, mudik seperti sudah menjadi kebutuhan kita setiap tahun yang menobati rindu kita terhadap kampung halaman, orang tua, saudara dan teman teman kita

Ndoro Seten mengatakan...

lha kok gubugku kliwatan ora diampiri kang?

Ndoro Seten mengatakan...

Ha....aku Peniten Kang, mburi Radio RWB

Ikhsan Abu Disa mengatakan...

mudik memang mengasikkan.

bayu mengatakan...

sega pecelnya marai ngeleeeh

fath ws mengatakan...

Saya datang terlambat, maunya nyari catatan tentang Bayeman Mudal, eh ketemu bung Eko. Nanya ya, apa bener rumah Gg. Puspo, adiknya ada di SMA Muhammadiyah (Ex SMP Kristen 1 - Ex Jamnas 1981), trus ada yang namanya Cipto dari SMEA Negeri Magelang lulus 1985? Ayah dulu ngasto di Keluarahan Kemirirejo?

Kang Eko mengatakan...

dik fath: benar keluarga saya dulu tinggal di Gg. Puspo tapi sekarang sdh pindah, yang ex Jamnas itu adik saya yg kedua, cipto adik saya yang ketiga, dan bapak bener dulu ngasto di Kelurahan....
lha sekarang nyuwun sewu ? jenengan itu siapa ya ?

Anonim mengatakan...

Pak EKo numpang nggih.....Mas Fath Ws....sumonggo menawi bade pados catetan tentang bayeman Mudal..kebetulan saya salah satu dedengkotnya....yg juga kebetulan sahabatnya Pak Eko...(temen SD juga temen SMP)

Kang Eko mengatakan...

mas ANONIM, nuwun sewu..apa ini kang FEVRI ya ? klo betul ya ini mbak Fath orang yang bener2 dari Bayeman Mudal itu...

Posting Komentar