23 Juni 2009

Makam Maulana Malik Ibrahim


Sudah bertahun-tahun saya bekerja di kota ini, selama itu pula aku sudah blusukan kesana kemari di sudut-sudut kota, belum pernah sekalipun saya berziarah ke salah satu makam yang ada di kota pudak ini.
Saya sudah mengunjungi makan Sunan Bonang, yang terletak tak jauh dari dari tempat saya bekerja, dan tempat-tempat rekreasi yang lain yang ada di kota ini, bahkan untuk berbagai jenis makananpun saya sudah acapkali mencoba, baik yang ada di rumah makan, pedagang kali lima bahkan yang ada dipasar-pasarpun saya sudah juga mencicipi.pokonya kota ini adalah kota ke dua setelah Surabaya, dimana waktuku habis selama sehari ada disini.

Selepas dari suatu pekerjaan, saya berkeinginan untuk ingin dolan ke pelabuhan rakyat yang ada di pojok sebelah timur kota Gresik, tapi dalam perjalan saya dengan tidak sengaja melihat sebuah gapura yang bertuliskan MAKAM SYEH MAULANA MALIK IBRAHIM di sebelah sisi kanan.karena merasa saya belum pernah singgah di tempat ini saya kontan berubah arah, kendaraan saya belokkan dan saya mencari tempat parkir dan ingin masuk ke tempat tersebut.
Lokasi makam ini dapat dijangkau dari Jl. Malik Ibrahim dan jalan menuuju ke Alun-alun kota, dan saya lebih memilih melalui jalan Malik Ibrahim itu. karena dapat memarkir kendaraan dengan aman.
Komplek makam Maulana malik Ibrahim ini menurut hemat saya tidaklah terlalu luas, bahkan sangat mudah untuk di jangkau dari jalan utama, hanya berjarak beberapa meter saja kita sudah sampai di pelataran komplek makam.
Komplek makam ini seperti komplek-komplek makam yang lain juga tampak bersih, terkesan terawat dengan baik, selain memang menjadi makam suci makam ini juga dijaga, tampak beberapa orang yang menjaga di suatu sudut komplek makam ini, dan tentunya makam ini juga memperlihatkan keteduhan yang dirasakan karena rindangnya pohon-pohon yang ada di sekitar makam.
Selain makam utama yang ada terdiri dari 3 makam didalamnya, terdapat juga makam-makam yang lain yang jumlahnya cukup banyak yang tersebar disekitar makam utama itu. dan di sudut yang lain terdapat juga 2 makam yang bentuknya lebih besar dari tapi lebih kecil dari bentuk makam yang utama yaitu makam Syeh Maulana Iskhaq dan Syeh Maulana Makhrubi.
Didalam komplek makam ini, terdapat juga sebuah bangunan seperti pendopo yang bentuknya memanjang yang membujur dari selatan ke utara, dilihat dari bentuknya bangunan ini berfungsi sebagai tempat untuk berteduh bagi para peziarah dan sekaligus melaksankan doa-doa nya.
Kira-kira sudah aku 1 jam berada di makam tersebut sekalian berdoa, tak kusadari bahwa waktunya sidah sore, saya bergegas untuk segera pulang menuju Surabaya.

9 komentar:

ciwir mengatakan...

sak jane wis neng brang wetan, nanging arep menyang surobojo kok ora sempat kang...

Kang Eko mengatakan...

Qciwir : wis jan sampiyan kok ngono, ayo baleni meneh njur mampir.

nahdhi mengatakan...

Saya belum pernah kesana.... :(

Kang Eko mengatakan...

@nahdhi:kesini... sekalian nanti ke makam Sunan Giri.

Ndoro Seten mengatakan...

sempat dengar legenda Mbah Bantal no Mas?

Kang Eko mengatakan...

@ndoro: wah belum je mas, legenda darimana tu ? infonya dunk biar aku bisa tahu.

Judith mengatakan...

waaahh aku belum pernah kesini nih maaasss

emak mengatakan...

kang, ada PR mohon di blog saya..
mohon dikerjakan yaaa (^^)

orang deso mengatakan...

makam nya ok gitu tapi tempat parkirnya yang kumu kayak terminal cargo dan di samping masjit bayak kotoran waktu musimhujan selokan di belakang nya masjit tidak jalan

Posting Komentar